Kalau kita melihat kondisi konsumsinya secara umum tidak terlalu kuat ya, terutama pada konsumen menengah kebawah. Ini yang membuat penjualannya tidak terlalu tinggi
Penulis: Shafira Aurel
Editor:

KBR, Jakarta- Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menyebut ketidaktertarikan masyarakat menjadi faktor lemahnya pembelian motor listrik subsidi.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan mayoritas masyarakat menengah ke bawah tidak tertarik dengan subsidi motor listrik yang telah diberikan oleh pemerintah. Menurutnya, pembelian motor listrik yang minim memberikan pengaruh terhadap perekonomian bangsa.
"Ternyata kondisi penjualan daripada kendaraan listrik tidak terlalu bersemangat. Jadi tidak terlalu besar, padahal sudah dikasihkan insentifnya. Nah ini kalau kita melihat kondisi konsumsinya secara umum tidak terlalu kuat ya, terutama pada konsumen menengah kebawah. Nah ini yang membuat penjualannya tidak terlalu tinggi seperti yang diharapkan," ujar Faisal, dalam acara Midyear CORE Indonesia 2023, Kamis (27/7/2023).
Faisal mendorong pemerintah segera mengevaluasi dalam kebijakan subsidi motor listrik ini. Tujuannya, agar rencana pemerintah terhadap pengembangan ekosistem motor listrik di Indonesia bisa berhasil.
Baca juga:
- Insentif Motor Listrik Rp7 juta per Unit
- UMKM Butuh Modal, Bukan Motor Listrik
Sebelumnya, Pemerintah telah menyiapkan anggaran subsidi untuk motor listrik baru dan konversi yang berlaku selama 2023-2024 sebesar Rp7 triliun.
Berdasarkan laman Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (SISAPIRa), per Kamis (27/7) masih ada sisa kuota 198.791 unit motor listrik yang belum tersalurkan.
Padahal, pemerintah menargetkan sebanyak 200 ribu motor listrik baru harus terjual tahun ini melalui program subsidi kendaraan listrik.
Editor: Resy Novianto