ragam
LBH Jakarta Sebut Penundaan Pameran Lukisan Yos Suprapto Langgar HAM!

Penundaan pameran tunggal yang dialami oleh Yos Suprapto, merupakan bentuk represi ekspresi seni dalam menikmati hak dalam kebebasan berekspresi sebagai individu dan warga negara.

Penulis: Heru Haetami, Ardhi Ridwansyah

Editor: Resky Novianto

Google News
yos
Salah satu lukisan Yos Suprapto yang diminta tidak dipamerkan di Galeri Nasional, Kamis (19/12/24). (Ist)

KBR, Jakarta- Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menegaskan penundaan pameran tunggal di Galeri Nasional merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Menurut pengacara publik LBH, Alif Fauzi, lukisan Yos adalah bentuk ekspresi diri yang disalurkan lewat seni.

“Bahwa, permintaan untuk menurunkan lima karya seni rupa dan penundaan pameran tunggal yang dialami oleh Yos Suprapto, merupakan bentuk represi ekspresi seni dalam menikmati hak dalam kebebasan berekspresi sebagai individu dan warga negara. Yang sejatinya berpendapat dan berekspresi merupakan hak asasi manusia yang melekat pada diri setiap orang,” ujar Alif dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu, (22/12/20224).

Alif Fauzi menambahkan, berdasarkan hukum HAM internasional, karya seni Yos merupakan kebebasan ekspresi yang sah dan bukanlah ekspresi yang dapat dibatasi.

Alif menegaskan, negara seharusnya menjamin warganya atas hak-hak, termasuk hak berdemokrasi.

Itu sebab, menurutnya Komas HAM perlu mengusut dugaan pelanggaran HAM yang dialami oleh seniman Yos Suprapto.

Pembungkaman Bereskpresi

Perupa senior asal Yogyakarta, Yos Suprapto merespons soal penundaan pameran tunggal lukisannya bertajuk “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, beberapa menit sebelum pembukaan pada Kamis malam, 19 Desember 2024.

Semula pameran bakal berlangsung 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025. Alasan batalnya pameran karena menurut pihak Galeri Nasional Indonesia (GNI) ada ketidaksepakatan antara Yos dengan kurator pameran yang juga seniman, Suwarno Wisetrotomo terkait karya lukis yang ditampilkan.

Yos mengatakan Suwarno sebelumnya tidak membicarakan soal mana karya yang boleh tampil atau tidak dalam pameran. Namun tiba-tiba jelang pameran dibuka, Suwarno meminta kepada Yos agar dua lukisan yang berjudul “Konoha 1” dan “Konoha 2” tidak ditampilkan.

“Enggak ada pembicaraan, kenapa kok dua hari setelah karya-karya saya sudah digantung baru mengatakan ada dua lukisan yang harus disensor dan saya rela dua (lukisan) itu ditutup kain hitam, tapi kenapa tiga jam sebelum pameran dibuka dia meminta saya menurunkan tiga lukisan lagi. Ada apa ini?” ucapnya kepada KBR, Jumat (20/12/2024).

Dalam keterangan resmi Suwarno, dia beralasan bahwa dua lukisan yang dianggap tak layak tampil itu karena dinilai terlalu vulgar dan tidak relevan dengan tema seputar kedaulatan pangan. Namun, Yos sebagai penciptanya punya pandangan lain.

“Konoha 1 dan Konoha 2 yang bercerita tentang kekuasaan dan kultur jilat pantat, apakah bangsa Indonesia memiliki individu yang saling menjilat untuk kepentingan pribadi? Itu terjadi, itu budaya, makanya budaya jilat pantat itu memang saya gambarkan secara eksplisit. Kalau ada orang yang tersinggung bukan urusan saya, maaf ya,” ujarnya.

Baca juga:

- Pameran Lukisannya Ditunda, Yos Suprapto: Pembungkaman Kebebasan Berekspresi

Yos Suprapto
pameran
Lukisan
LBH Jakarta

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...