Apalagi kericuhan itu banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu akibat gas air mata.
Penulis: Resky Novianto
Editor:

KBR, Jakarta - Komnas HAM menyebut gas air mata sebagai pemicu utama pecahnya kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu pekan lalu. Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, kesimpulan itu didapat usai lembaganya mendapat keterangan dan kesaksian dari perangkat pertandingan, pemain Arema FC, hingga suporter.
"Itu sebenarnya sekian menit (setelah pertandingan, red) itu kondisi lapangan terkendali, tapi kami sayangkan kondisi ini kok ricuh, apalagi kericuhan itu banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu akibat gas air mata," ujar Anam dalam keterangannya, Rabu (5/10/2022).
"Gas air mata membuat panik dan sebagainya sehingga ada terkonsentrasi di sana di beberapa titik pintu, ada pintu yang terbuka sempit, terus ada pintu yang tertutup itu yang membuat banyak jatuhnya korban," imbuhnya.
Baca juga:
- Kompolnas Sebut Tak Ada Instruksi Tembak Gas Air Mata di Kanjuruhan
- Pengamat Olahraga: Gas Air Mata Abaikan Keselamatan di Kanjuruhan
Anam menambahkan, Komnas HAM akan mendalami peran pengamanan pertandingan. Hal itu penting untuk menggali informasi terkait gas air mata yang sebetulnya dilarang oleh FIFA dibawa ke dalam stadion.
Anam menyebut, kondisi rata-rata jenazah sangat memprihatinkan. Banyak jenazah yang wajahnya membiru lantaran kekurangan oksigen dan terkena gas air mata.
"Jadi muka biru, ada yang matanya merah, keluar juga busa. Jadi teman-teman, khususnya keluarga dan teman-teman Aremania maupun relawan yang menangani jenazah memberikan informasi terkait hal tersebut," ungkapnya.
Baca juga:
- Tragedi Kanjuruhan, Jokowi Minta Audit Total Seluruh Stadion
- Petisi Setop Penggunaan Gas Air Mata Mendapat 46 Ribu Tanda Tangan
Editor: Wahyu S.