ragam
Kilau Samudra Lestari: Membangun Masa Depan Laut Lewat Jambore Selam di Banggai Kepulauan

Jambore Selam “Kilau Samudra Lestari” hadir sebagai inisiatif kolaboratif memperkuat edukasi maritim, pelatihan selam, dan konservasi laut berbasis komunitas.

Penulis: Daryl Arshaq Isbani

Editor: Don Brady

Google News
KKN UGM

Kilau Samudra Lestari, Sinergi Edukasi dan Konservasi Laut dari Banggai Kepulauan

Desa Lukpanenteng di Kecamatan Bulagi Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan, kembali menjadi pusat perhatian melalui pelaksanaan Jambore Selam “Kilau Samudra Lestari” pada 25–27 Juli 2025. Acara ini diinisiasi oleh tim Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada Banggai Kepulauan 2025 bersama masyarakat lokal dan mitra konservasi laut, mengusung tema “Water Skills Training: Reinforcing Nurture while Exploring Banggai Islands’ Marine Wonders.”

Kegiatan ini bertujuan menggugah kesadaran akan pentingnya menjaga laut, sekaligus membekali masyarakat dengan keterampilan praktis dalam pengelolaan wisata dan konservasi maritim.

Desa Lukpanenteng dikenal sebagai zona penyelaman alami yang memiliki potensi wisata luar biasa. Namun, keterbatasan kapasitas masyarakat lokal menjadi hambatan dalam pengelolaan potensi tersebut. Melalui pendekatan berbasis pemberdayaan komunitas, Jambore Selam ini hadir sebagai solusi praktis.

“Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga laut, sekaligus menjadi wadah pengembangan kapasitas lokal,” ujar Sekretaris Camat Bulagi Utara saat membuka acara.

Pelatihan Praktis dan Aksi Nyata untuk Laut yang Lestari

Rangkaian kegiatan “Kilau Samudra Lestari” mencakup:

  • Pelatihan dasar penyelamatan di air (water rescue)
  • Sertifikasi pemandu snorkeling berbasis SKKNI
  • Edukasi bahaya destructive fishing
  • Eksplorasi dan dokumentasi spot selam

Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa, pemuda lokal, perwakilan pemerintah daerah, serta organisasi konservasi seperti Blue Alliance yang turut mendampingi dan memperkuat nilai kolaborasi.

“Kami percaya konservasi yang kuat tidak hanya datang dari sains dan regulasi, tetapi dari kolaborasi masyarakat lokal dan pemahaman akademis,” ungkap perwakilan Blue Alliance.

Selain pelatihan dan aksi konservasi, kegiatan ini juga menjadi ajang promosi wisata lokal lewat produksi visual, eksplorasi bawah laut, serta kampanye digital. Tujuannya untuk meningkatkan daya tarik wisata bahari Lukpanenteng secara berkelanjutan.

“Kegiatan ini adalah bentuk sinergi antara mahasiswa, pemerintah, dan warga desa dalam menjaga laut. Kami berharap kegiatan ini bisa terus berjalan tiap tahun,” kata Adiliansyah, Ketua Panitia Kilau Samudra Lestari 2025.

Dengan kolaborasi lintas sektor—mahasiswa, pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan—Desa Lukpanenteng kini tak hanya menjadi destinasi selam yang menawan, tetapi juga simbol kekuatan lokal dalam membangun masa depan laut Indonesia.

Baca juga: Kesehatan Mental di Kantor Bukan Cuma Tanggung Jawab Pekerja

Lingkungan & Ekowisata
Konservasi Laut
Pemberdayaan Masyarakat

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...