Pernyataan berbeda justru disampaikan Kapolres Metro Bekasi Kota, Dani Hamdani.
Penulis: Heru Haetami
Editor: R. Fadli

KBR, Jakarta - Kapolsek Rawa Lumbu, Bekasi, Kompol Sukadi membantah aparat mengeluarkan tembakan peringatan saat pembubaran massa yang berujung tujuh orang meninggal di Kali Bekasi, Jawa Barat.
Sukadi menyebut, saat kejadian hanya bunyi ledakan yang tidak diketahui asal-usulnya.
"Hanya ada bunyi ledakan ya kalau yang saya interogasi. Kita tidak tahu ledakan itu, tapi ledakan itu tidak mengarah ke orang ya. Hanya ledakan begitu saja. Akhirnya orang itu, anak-anak itu, merasa ketakutan," ujar Sukadi, (25/9/2024).
Pernyataan berbeda justru disampaikan Kapolres Metro Bekasi Kota, Dani Hamdani.
Ia mengakui aparat melontarkan tembakan peringatan untuk membubarkan massa.
"Ada, tembakan ada untuk membubarkan massa," katanya.
Dani memastikan, Polda Metro Jaya juga telah memeriksa 9 anggota Patroli Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota terkait kasus ini.
"Sudah diperiksa Propam." ujarnya.
Saat ini, Tim Digital Forensik Polda Metro Jaya tengah memeriksa rekaman dari kamera CCTV dan ponsel milik tujuh orang yang meninggal.
Kompolnas Pastikan Penyelidikan Profesional
Sebelumnya, Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim memastikan, Kompolnas terus melakukan pengawasan terhadap kasus 7 remaja yang ditemukan tewas mengapung di Kali Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (22/9/2024).
Yusuf menyebut, saat ini pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan dari Div Propam Polri, terkait dugaan pelanggaran SOP partoli pengamanan.
"Nanti kita lihat kalau memang itu terkait dengan SOP yang sebenarnya memang itu mengedepankan pendekatan humanis, ya itu nanti kita lihat fakta-faktanya seperti apa. Apakah memang ada SOP yang harus dievaluasi terkait dengan itu nanti kita lihat namun nanti kami pastikan keterlibatan kompolnas di dalam pengawasan ini apabila nanti sudah ada hasil penyelidikannya kita bisa ikut serta dalam gelar perkara nantinya," kata Yusuf kepada KBR Media, Selasa (24/9/2024).
Yusuf menambahkan, Kompolnas juga mendorong agar proses autopsi dari tujuh korban dilakukan seefektif mungkin, untuk mengungkap apa sebenarnya penyebab kematian korban. Ia memastikan, seluruh proses dilakukan secara transparan.
"Nah terus selanjutnya terkait dengan dugaan meloncat ke kali itu disebabkan oleh apa, apakah memang diduga oleh adanya patroli, kabur, takut dengan kepolisian, atau apa. Ini prosesnya sedang berjalan, yang terus kita pantau penyelidikannya, ya kita pastikan bahwa itu dilakukan secara profesional, transparan, dan akuntabel, tidak ada yang ditutup-tutupi," kata Yusuf.
Sebelumnya, sebanyak tujuh remaja laki-laki ditemukan meninggal di Kali Bekasi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2024) pagi.
Baca juga:
Kasus Tujuh Mayat di Kali Bekasi, Kompolnas: Diduga Terkait Geng Motor
Kasus Tujuh Mayat di Kali Bekasi, Kompolnas Teliti Penerapan SOP Patroli