Kalau pemerintah mengatakan bisa ya monggo. Tapi jangan sampai, ini pesan saya aja sih, jangan sampai nanti dengan Rp10.000 itu misalnya cuma seadanya.
Penulis: Shafira Aurel
Editor: Wahyu Setiawan

KBR, Jakarta - Dokter dan ahli gizi masyarakat Tan Shot Yen pesimistis program makan bergizi bisa mengentaskan stunting bila hanya Rp10.000 per porsi. Dia menilai anggaran itu terlalu kecil dan belum cukup untuk memenuhi kandungan gizi anak.
Selain itu, Tan juga menyoroti beberapa uji coba makan bergizi gratis di daerah yang menunya bahkan menyajikan susu kemasan yang mengandung gula untuk anak-anak sekolah.
Padahal, menurutnya makanan yang mengandung gula harus dihindari dalam program tersebut.
"Kalau pemerintah mengatakan bisa ya monggo (silakan). Tapi jangan sampai, ini pesan saya aja sih, jangan sampai nanti dengan Rp10.000 itu misalnya cuma seadanya. Lalu kemudian tambahan-tambahannya ternyata diisi oleh industri. Misalnya entah itu ada industri sosis ikut masuk, susu yang berwarna-warni lalu kemudian bergula juga ikut masuk gitu loh," ujar Tan kepada KBR, Senin (2/12/2024).
Dokter Tan mendorong pemerintah mengkaji kembali besaran anggaran program makan bergizi.
"Karena makan bergizi gratis ini kalau setahu saya sih untuk mencegah stunting itu ditujukan untuk ibu-ibu yang sedang hamil. Sedangkan yang disebut dengan kontribusi seorang anak menjadi stunting itu banyak banget. Bukan hanya sekadar ibu yang sedang hamil makan bergizi saja," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan anggaran rata-rata per porsi makan bergizi ditetapkan sebesar Rp10.000. Awalnya dia ingin Rp 15.000 per anak, namun anggarannya ternyata tidak mencukupi.
"Rata-ratanya kami ingin memberi indeks per anak, per ibu hamil itu Rp10 ribu per hari, kurang lebih. Kami ingin Rp15 ribu, tapi kondisi anggaran mungkin Rp10 ribu saja, kami hitung untuk daerah-daerah itu cukup, cukup bermutu dan bergizi," ucap Prabowo di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2024).
Program makan bergizi merupakan janji kampanye Prabowo yang akan dimulai pada 2 Januari 2025.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan, program makan bergizi akan menyasar 82 juta anak. Dalam APBN 2025, anggaran makan bergizi dipatok sebesar Rp71 triliun.
Baca juga:
- Presiden Prabowo: Saya Diejek Gila Saat Canangkan Program Makan Bergizi
- Prabowo di Sidang Kabinet: Tidak Dukung Makan Gratis, Silakan Keluar