Kualitas udara yang buruk ini juga berpengaruh terhadap kematian yang berhubungan dengan polusi udara.
Penulis: Astri Yuana Sari
Editor:

KBR, Jakarta- Sebanyak 90 persen penduduk dunia saat ini menghirup udara berkualitas buruk. Besaran angka itu disampaikan Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Nuryunita Nainggolan merujuk data Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Data tersebut ia ungkap saat Konferensi Pers PDPI tentang Polusi Udara dan Kesehatan Paru, Jumat, 18 Agustus 2023. Kata dia, kualitas udara yang buruk ini juga berpengaruh terhadap kematian yang berhubungan dengan polusi udara.
"WHO mencatat setiap tahun ada 7 juta kematian 2 juta di Asia Tenggara berhubungan dengan polusi udara di luar ruangan dan dalam ruangan. Polusi udara berhubungan dengan penyakit paru dan pernapasan, seperti infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA, asma, bronkitis, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan kanker paru, penyakit jantung dan stroke," kata Nuryunita dalam konferensi pers daring, Jumat, (18/8/2023).
Kontribusi pada Penyakit dan Kematian
Nuryunita menambahkan, polusi udara di seluruh dunia berkontribusi 25% pada seluruh penyakit dan kematian akibat kanker paru, 17% seluruh penyakit dan kematian akibat ISPA, dan 16% seluruh kematian akibat stroke.
Kemudian berkontribusi 15% seluruh kematian akibat penyakit jantung sistemik, dan 8% seluruh penyakit dan kematian akibat PPOK (penyakit paru obstruktif kronis).
Kata dia, populasi paling rentan terhadap polusi udara adalah anak-anak, usia lanjut, perempuan, pekerja luar ruangan, dan populasi yang sudah mempunyai penyakit jantung atau paru sebelumnya.
"WHO menyatakan polusi udara berdampak pada anak-anak, seperti 14% anak usia 15 sampai 18 tahun memiliki asma yang terkait polusi udara, dan terdapat 543 ribu kematian anak usia kurang dari 5 tahun tiap tahun, karena penyakit pernapasan berhubungan dengan polusi udara," imbuhnya.
Baca juga:
Editor: Sindu