Akses transportasi untuk menuju ke pusat pemerintahan dan pusat perekonomian di Kecamatan Mendawai, Katingan, Kalimantan Tengah hingga saat ini masih mengandalkan sungai dan laut, dengan waktu tempuh yang lama.
Penulis: Radio Katingan FM
Editor:

KBR68H, Katingan- Akses transportasi untuk menuju ke pusat pemerintahan dan pusat perekonomian di Kecamatan Mendawai, Katingan, Kalimantan Tengah hingga saat ini masih mengandalkan sungai dan laut, dengan waktu tempuh yang lama. Warga menuntut pembangunan jalan yang telah digagas sejak 2006 sebagai salah satu membuka infrastruktur jalan darat sehingga tak terisolir.
“Sehubungan dengan itulah, ketika kami melakukan reses ke beberapa Kecamatan, khususnya di Daerah Pemilihan (Dapil) II beberapa hari yang lalu, masyarakat setempat telah meminta kepada kami beberapa usulan,” kata Karyadi, salah seorang anggota DPRD Kabupaten Katingan mewakili Dapil II.
Menurut Kariyadi, warga mempertanyakan rencana pembuatan jalan Mendawai di sekitar Bukit Kaki menuju Kota Palangka Raya sesuai dengan hasil pertemuan antara Balegda DPRD Katingan dan utusan dari Pemerintah Daerah (Dinas Kehutanan dan BAPPEDA) dengan Dirjen Tata Ruang di Jakarta beberapa waktu lalu.
Saat itu pemerintah pusat bersedia memfasilitasi Pemerintah Daerah (pemda) dengan Kementerian Kehutanan dan pihak Taman Nasional untuk membicarakan pelepasan kawasan untuk pembangunan jalan bagi daerah yang terisolir.
Di Kecamatan Mendawai ada beberapa sektor andalan yang dapat dijadikan primadona dalam menunjang ekonomi dan kemajuan daerah di wilayah selatan.
“sehingga kami sangat mendukung adanya pembuatan jalan dari Mendawai menuju Kota palangka Raya, yang mana nantinya akan banyak membantu masyarakat, bukan saja untuk masyarakat di Kecamatan Mendawai, tapi juga masyarakat di Kecamatan Katingan Kuala, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat,” ujarnya.
Selain akses transportasi, menurut Karyadi, warga juga mendesak perbaikan sektor Pendididikan dan Kesehatan. Fasilitas pendukung berupa rumah dinas dan tenaga pengajar atau guru masih jauh dari layak, baik dari sisi kenyamanan maupun dari sisi jumlahnya. Begitu pula dengan jumlah tenaga pengajar harus ditambah lagi. Karena, guru yang ada pada saat ini tidak seimbang dengan jumlah muridnya. Sehingga masih banyak guru yang rangkap mengajar, akibatnya standar mutu pendidikan tidak tercapai.
Sedangkan di sektor kesehatan, manurutnya masih minim bidan dan perawat. Karena, tenaga medis yang ditempatkan di desa tertentu sering meninggalkan tugas. “Konon, alasannya lantaran persediaan obat-obatan dan fasilitas pendukung kerja tidak lengkap,” terangnya.
Sumber: http://katinganfm.wordpress.com/author/katinganfm/