Jalur evakuasi pengungsian warga lereng Merapi rusak parah lantaran sering digunakan truk pengangkut pasir. Kerusakan jalur tersebut menimbulkan kekhawatiran evakuasi seribuan warga berjalan lamban, kalau Merapi meletus.
Penulis: Febriana Sinta
Editor:

KBR68H, Yogyakarta - Jalur evakuasi pengungsian warga lereng Merapi rusak parah lantaran sering digunakan truk pengangkut pasir. Kerusakan jalur tersebut menimbulkan kekhawatiran evakuasi seribuan warga berjalan lamban, kalau Merapi meletus.
Asisten Dua Bidang Pembangunan Kabupaten Sleman, Suyamsih mengatakan tidak bisa melarang truk memakai jalur evakuasi. Sebab kata dia, jalan tersebut satu–satunya jalur bagi truk mencapai tempat pengambilan pasir.
"Berdasarkan konfirmasi dari kepala desa, mereka meminta mulai hari ini penghentian truk pasir tapi kan kita tidak semudah itu. Tapi untuk lebaran H-7 dan H+ 7 untuk berhenti. Kalau hari ini kita bisa, karena kala bencana Merapi tidak mengeluarkan sesuatu yang bahaya kita tidak bisa, karena kita bisa dikomplain. Namun yang jelas untuk alat yang besar mereka minta hari ini berhenti dulu," kata Suyamsih.
Suyamsih menambahkan kerusakan terparah terjadi di jalur evakuasi pengungsian yang berjarak 3-4 kilometer dari puncak Merapi. Saat ini daerah tersebut masih yang masih ditempati seribuan warga dari sekitar 4 dusun. Rencananya Pemkab Sleman akan membangun jalur khusus bagi truk pengangkut pasir tahun depan. Proyek pengerjaan jalan yang baru ini akan mengatur jalur khusus truk mulai dari Kepuharjo hingga Wukirsari.
Editor: Anto Sidharta