"Ini bukan dalam bentuk politik transaksional, tapi sebagai hukum besi politik, bahwa partai politik yang bergabung di pemerintahan itu harus memiliki kader-kadernya ada di pemerintahan."
Penulis: Hoirunnisa
Editor:

KBR, Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) memastikan tidak ada politik transaksional dalam penyusunan kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Direktur Juru bicara TKN Prabowo-Gibran, Viva Yoga Mauladi menyebut pemilihan kabinet diserahkan kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto bersama wakilnya.
Viva Yoga mengatakan pemberian jabatan kepada partai politik yang bergabung ke Koalisi adalah bentuk komitmen politik.
"Tidak ada politik transaksional. Kalau kemudian ada partai politik yang bergabung ke partai pemerintah, pasti akan ada komitmen politik, ditunjukkan dengan posisi politik yang ada di kabinet. Jadi pengertian ini bukan dalam bentuk politik transaksional, tapi sebagai hukum besi politik, bahwa partai politik yang bergabung di pemerintahan itu harus memiliki kader-kadernya ada di pemerintahan, begitu konteksnya," ujar Viva kepada KBR, Selasa (26/3/2024).
Baca juga:
- Menkominfo tentang Isu Jokowi Titip Nama Menteri di Kabinet Mendatang
- Politik Merangkul ala Prabowo, Pengamat: Untuk Apa Pemilu kalau Akhirnya Satu Barisan
Viva Yoga Mauladi mengatakan sangat membuka diri bila ada partai politik di luar koalisi ingin bergabung dalam pemerintahan baru.
Ia mengatakan bergabungnya partai dari luar koalisi baik untuk stabilitas politik agar program pemerintah bisa berjalan dengan baik di DPR.
Selain itu, Viva memastikan Prabowo memilih orang yang kredibel untuk menduduki kursi kabinet meskipun bukan dari kalangan profesional.
Ia tidak sependapat dengan istilah pembanding antara menteri kalangan profesional dengan politikus.
Dengan demikian TKN bersama Prabowo berkomitmen untuk membangun zaken kabinet atau kabinet ahli dalam bidang masing-masing.
"Itu menjadi komitmen dari presiden untuk membangun semua struktur, model,tim yang ahli yang akan bisa membawa bahtera indonesia ke bahtera yang lebih baik," kata Viva Yoga.
Editor: Agus Luqman