Sebagian besar warga perkotaan menolak ajaran Islam Wahabi karena dinilai terlalu ekstrem. Menurut Direktur Freedom Institute, Luthfi Assyaukanie, kaum muslim yang ada di kota umumnya adalah muslim moderat dan mereka tidak bisa menerima beberapa ajaran at
Penulis: Antonius Eko
Editor:

Sebagian besar warga perkotaan menolak ajaran Islam Wahabi karena dinilai terlalu ekstrem. Menurut Direktur Freedom Institute, Luthfi Assyaukanie, kaum muslim yang ada di kota umumnya adalah muslim moderat dan mereka tidak bisa menerima beberapa ajaran atau doktrin Wahabi.
“Sejak semula, orang-orang kota tidak terlalu suka dengan praktik Islam ala Wahabi. Kalau ada modernisasi atau pembaharuan Islam yang bentuknya soft itu masih bisa diterima,” kata Luhfi.
Luthfi menambahkan, di pedesaan penolakan pada paham Wahabi jauh lebih kuat, terutama di kalangan NU.
Orang-orang NU sejak dulu anti Wahabi, karena salah satu ajaran Wahabi adalah menolak ritual-ritual yang selama ini dilakukan orang-orang NU. Seperti tahlil, ziarah kubur dan lain-lain yang dikecam oleh Wahabi, sehingga orang-orang NU marah dengan itu,” tambahnya.
Hasil survei terbaru yang dilakukan Alvara Research Center menunjukkan 58,8 persen warga muslim perkotaan menyatakan sebagai bagian dari warga nahdliyin (NU) dan menunjukkan bahwa model Islam ala Wahabi tidak diminati oleh masyarakat muslim kota.
Survei dilakukan pada tanggal 18 hingga 28 Mei 2014 di 10 kota terhadap 1.400 responden muslim berusia 20-54 tahun.
Wakil Sekjen PBNU Adnan Anwar mengatakan, survei itu semakin mengukuhkan bahwa Islam ala NU menjadi model yang mainstream di Indonesia, baik di kalangan pedesaan maupun perkotaan. Islam yang memiliki tradisi malah lebih disukai masyarakat, dan terbukti perkembangannya makin besar.
Menurut Adnan Anwar, survei Alvara itu juga telah mematahkan asumsi demografis dari para ahli, termasuk pengamat internasional bahwa basis NU hanya berada di pedesaan dan masyarakat petani.
“Artinya jadi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) seperti dipraktikkan oleh NU itu sesuai dengan kondisi masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan,” katanya.
Alvara adalah sebuah biro riset dan konsultasi di bidang pemasaran dan sosial politik yang merupakan anggota Perhimpunan Survei Opini Pubik Indonesia (Persepi) dan Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia (Perpi). Di bidang politik, lembaga ini telah mempublikasikan hasil-hasil survei dari aspirasi politik kelas menengah urban.