indeks
Syahbandar Periksa Tujuh ABK LCT Pancar Indah

Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk Bali memeriksa tujuh anak buah kapal (ABK) LCT Pancar Indah untuk mengetahui penyebab kapal tersebut karam.

Penulis: Hermawan

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Syahbandar Periksa Tujuh ABK LCT Pancar Indah
banyuwangi, kapal tenggelam

KBR, Banyuwangi - Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk Bali memeriksa tujuh anak buah kapal (ABK) LCT Pancar Indah untuk mengetahui penyebab kapal tersebut karam.


Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk Bali Nyoman Delon mengatakan, selain memeriksa tujuh ABK, pihaknya juga menerjunkan petugas untuk penyelidikan di lapangan. Namun hingga kini masih belum bisa disimpulkan penyebab karamnya kapal yang mengangkut belasan kendaraan besar tersebut.


Kata Nyoman, saat ini tim gabungan dari PT ASDP, Syahbandar, kesatuan pengamanan laut dan TNI AL bekerja sama mengevakuasi itu. Evakuasi akan dilaksanakan saat air laut surut yang diperkirakan pada sore hingga malam hari.


”Tujuh orang yang kita periksa. Nahkoda, masinis satu, masinis dua KKM, mualim satu, mualim dua. Itu kan masih kapan itu dalam keadaan kemarin miring sekarang duduk berarti dia penuh dengan air masih rencana 12 sampai jam 2 itu air itu top itu tinggi,”kata Nyoman Delon (3/7).


Sebelumnya, Kapal pengangkut kendaraan landing craft tank (LCT) Pancar Indah karam di Selat Bali, Rabu (2/7) malam. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Kapal memuat lima unit teronton dan sebelas truk.


Kapal milik PT Pelayaran Makmur Bersama itu berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada pukul 21.00 Wib. Saat itu angin kencang dan gelombang tinggi melanda Selat Bali. Pada pukul 21.40 Wib PT ASDP memperoleh laporan bahwa kapal karam dalam radius 150 meter dari pelabuhan Gilimanuk Bali. 


Editor: Antonius Eko 

banyuwangi
kapal tenggelam

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...