indeks
Seribu Pedagang Pasar Babadan Ancam Jadi Pedagang Liar

KBR68H, Semarang - Sekitar seribu pedagang Pasar Babadan Semarang, Jawa Tengah mengancam akan jualan secara liar jika tidak disediakan tempat relokasi yang memadai. Mereka merupakan korban kebakaran yang Kamis lalu menghanguskan hampir seluruh kios Pasa

Penulis: Rifky Arifin

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Seribu Pedagang Pasar Babadan Ancam Jadi Pedagang Liar
Semarang, Jawa Tengah, Pasar Babadan, kebakaran

KBR68H, Semarang - Sekitar seribu pedagang Pasar Babadan Semarang, Jawa Tengah mengancam akan jualan secara liar jika tidak disediakan tempat relokasi yang memadai.

Mereka merupakan korban kebakaran yang Kamis lalu menghanguskan hampir seluruh kios Pasar Babadan. Para pedagang protes mereka dipindahkan ke pasar sementara yang tidak layak.

Salah seorang pedagang, Welas mengatakan lahan relokasi pasar mereka jauh dari keramaian. Mereka juga mengeluhkan tidak adanya bantuan pembangunan lapak sementara.

“Pedagang ini kan ada 700-an orang, tapi tempatnya cuma 500. Lha yang 200-an mau ditaruh dimana? Yang punya kios-kios mau ditaruh dimana?" kata Welas.

Para pedagang Pasar Babadan, hari ini mulai diberi lahan pasar darurat yaitu di jalanan di sekitar pasar yang kebakaran. Tiap lapak pedagang hanya seluas 1,5 meter. Padahal di kios sebelumnya mereka menempati lapak selebar tiga sampai empat meter.

Saat ini sejumlah pedagang sudah terlihat berdagang secara liar di bekas reruntuhan pasar meskipun masih dipasang garis polisi.

Kebakaran yang terjadi beberapa hari lalu menghanguskan sekitar 700 kios kelontong dan tekstil di Pasar Babadan. Ini merupakan kebakaran kedua terbesar di Semarang Jawa Tengah. Tahun lalu, Pasar Projo Ambarawa juga terbakar pada saat bulan Ramadhan.

Editor: Agus Luqman

Semarang
Jawa Tengah
Pasar Babadan
kebakaran

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...