KBR68H,Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mencurigai adanya kepentingan yang ingin dilindungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam penunjukan calon tunggal Kapolri.
Penulis: Sasmito Madrim
Editor:

KBR68H,Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mencurigai adanya kepentingan yang ingin dilindungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam penunjukan calon tunggal Kapolri.
Koordinator Kontras Haris Azhar mengatakan, kecurigaan tersebut bertambah dengan tidak adanya penjelasan visi dan misi Sutarman sebagai calon Kapolri kepada masyarakat. Selain itu kata dia, calon tunggal Kapolri hanya akan membuat uji kelayakan dan kepatutan di DPR sebagai formalitas belaka.
“Kita menyebut sebagai SBY preseden. Artinya SBY selalu menunjuk 1 nama kemudian diajukan 1 nama lalu dikirim ke DPR. Tapi kalau ditarik mundur apa dasar SBY memilih Sutarman. Apa dasar pemilihan SBY kepada Sutarman. Kalau Kompolnaskan merekomendasikan 4 nama Jenderal bintang 3. Kalau Kapolri sekarang 1 nama. Nah kalau SBY pilih Sutarman apa penjelasannya. Apakah sesuai dengan nama-nama yang diakomodir,” ujar Haris saat dihubungi KBR68H Minggu (13/10/2013)
Koordinator Kontras Haris Azhar menambahkan, sosok Sutarman dinilai kurang tepat menjabat Kapolri. Pasalnya Sutarman yang menjabat Kabareskrim tidak pernah mempertanggungjawabkan penyerangan personelnya saat mengepung Komisi Pemberantasan Korupsi beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Komisi Hukum DPR berencana menggelar jajak pendapat mengenai calon Kepala Kepolisian Indonesia Sutarman. Ketua Komisi Hukum DPR Pieter Zulkifli menjelaskan, jajak pendapat ini difokuskan di tempat-tempat di mana Sutarman menjalani karirnya sebagai polisi.
Editor : Rony Rahmatha