indeks
SBY Marah: Seribu Persen Lutfhi Bohong

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah dan menyebut Bekas Presiden PKS Luftih Hasan Ishaq berbohong.

Penulis: Abu Pane

Editor:

Google News
SBY Marah: Seribu Persen Lutfhi Bohong
bunda putri, sby, lutfi hasan ishaq


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah dan menyebut Bekas Presiden PKS Luftih Hasan Ishaq berbohong. Dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), tersangka kasus korupsi impor sapi tersebut mengatakan Bunda Putri adalah orang dekat SBY. Namun SBY menegaskan seribu persen itu fitnah. Dia dan keluarganya sama sekali tidak kenal Bunda Putri yang diduga ikut terlibat dalam pembahasan korupsi sapi impor. (Baca: Bekas Presiden PKS: Bunda Putri Orang Dekat Presiden SBY)

"Saya disebut Bunda Putri, saya tidak tahu. Saya tidak kenal dan tidak ada kaitannya dengan saya. Sudah saya cek semuanya, tidak ada yang tahu. Mungki keluarga, istri, tidak ada yang tahu siapa itu bunda putri.Bundi putri orang yang sangat dekat dengan SBY, 1000 persen Lufthi bohong," ujar SBY dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis malam (10/10).

Presiden SBY menambahkan, Bunda putri tidak pernah menghubungi dirinya. Baik lewat sms, telepon, surat, atau dengan media lainnya. Bahkan kalangan menteri juga tidak mengetahui siapa bunda putri tersebut. Sebelumnya dalam persidangan di Tipikor, Luthfi Hasan Ishaaq menyebut, Bunda Putri merupakan orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyo. Bunda Putri mempunyai banyak informasi terkait dengan keputusan Presiden. Dalam salah satu pertemuan dengan Bunda Putri, Luthfi mengaku membahas rencana keputusan Presiden terkait reshuffle kabinet. Sehingga menurutnya, informasi tersebut bisa dijadikan bahan untuk mengambil sikap.
(Baca: Pengakuan Fathanah soal Bunda Putri dan Sengman)

Editor: Nanda Hidayat

bunda putri
sby
lutfi hasan ishaq

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...