KBR, Lhokseumawe
Penulis: Erwin Jalaludin
Editor:

KBR, Lhokseumawe – 3 ribu warga bekas korban konflik bersenjata api antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan TNI/Polri di Kabupaten Aceh Utara, belum tersentuh dana kematian (diyat). Mereka terpaksa hidup dengan kondisi memprihatinkan karena permasalahan ekonomi. (Baca: Jangan Lupakan Korban Konflik Aceh)
Ketua Badan Penguatan Perdamaian Aceh (BP2A) Aceh Utara, Baharuddin membenarkan, dana diyat yang dijanjikan Pemerintah untuk membantu korban meninggal pasca konflik belum sepenuhnya direalisasikan. Akibatnya, masyarakat mengalami kesulitan ekonomi.
” karena Saya banyak sekali menerima Short Message Service (SMS) masalah uang diyat, uang diyat sudah begitu lama tidak muncul. Padahal dulu, salah satu menteri mengatakan bermakna bukan suatu nyawa, itu adalah imbalan sebesar Rp 60 juta. Tapi, sampai sekarang ada yang belum menerima sama sekali, ” ucap Baharuddin kepada portalkbr, Sabtu (17/5).
Ketua Badan Penguatan Perdamaian Aceh (BP2A) Aceh Utara, Baharuddin mendesak pemerintah menepati janjinya terhadap warga korban konflik bersenjata. Sehingga, perekonomian mereka dapat kembali pulih dalam memenuhi segala kebutuhan hidup. (Baca: Korban Konflik Aceh: Pemerintah Pusat Melupakan Kami)
Editor: Nanda Hidayat