Satu per satu pekerja lokalisasi Dolly-Jarak yang ingin beralih profesi dari prostitusi, mengambil dana kompensasi. Mucikari dan Pekerja Seks Komersial (PSK) itu, mendatangi kantor Koramil Sawahan yang digunakan sebagai tempat pembagian uang stimulan ters
Penulis: Eko Widodo
Editor:

KBR68H, Surabaya - Satu per satu pekerja lokalisasi Dolly-Jarak yang ingin beralih profesi dari prostitusi, mengambil dana kompensasi. Mucikari dan Pekerja Seks Komersial (PSK) itu, mendatangi kantor Koramil Sawahan yang digunakan sebagai tempat pembagian uang stimulan tersebut.
Sejak Jumat (20/6)pagi, para PSK, mucikari dan warga terdampak datang ke kantor Koramil untuk mengambil dana konpensasi. Hampir semua datang dengan mengenakan masker dan berkerudung, beberapa di antara mereka juga memakai kacamata hitam agar tidak mudah dikenali.Jumlah PSK yang menerima bantuan itu adalah 179 orang. Sementara Mucikarinya sebanyak 123 perempuan. Jumlah itu baru sebagian kecil dari total PSK 1.449 orang dan 311 mucikari yang masuk dalam data penerima bantuan dari pemerintah kota Surabaya.
Tak ada kendala dalam pemberian kompensasi ini. Semua berjalan lancar meskipun ada sebagian warga yang tidak akan mengambil dana tersebut dan memilih tetap membuka prostitusi di Dolly dan Jarak. Puluhan aparat TNI, Polisi, Satpol PP dan Linmas terlihat berjaga di sekitar koramil.
“Untuk pengamanan dilaksanakan gabungan antara TNI dan polri serta linmas dari pemkot. Kegiatan ini sudah berjalan dua hari mulai pukul 9 pagi hingga jam 5 sore,” ujar komandan Dandim 0832 Surabaya Selatan Rudi Andriono.
Koramil diikutsertakan sebagai bentuk dukungan penuh pada kebijakan pemerintah daerah. Hal tersebut sesuai dengan undang-undang 34/2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. PSK ditempatkan di ruang yang agak lebar di dekat pos penjagaan. Mereka setidaknya harus melawati dua meja verifikasi pengecekan data diri lebih dulu oleh petugas dinas sosial (dinsos) Surabaya untuk proses administrasi.
Editor: Antonius Eko