Angkutan transportasi BRT Bandung Raya akan mempunyai jalur khusus sepanjang 21 kilometer.
Penulis: Arie Nugraha
Editor: Agus Luqman

KBR, Bandung - Pemerintah Jawa Barat terus mematangkan rencana pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya tahap pertama pada awal 2025.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan sedangkan untuk proyek BRT Bandung Raya tahap kedua akan dilakukan pada 2026, dilanjutkan tahap ketiga atau terakhir pada 2027.
"Demi terwujud dan berkesinambungan jadi tidak hanya jalan, asal jalan, asal launching nanti berhenti. Dan kami juga targetkan per 1 Januari ada milestone-nya yang sudah beberapa proyek yang sudah berjalan. Nanti juga ada uji coba dan lain sebagainya dan minggu depan kita coba bus," ujar Bey dalam siaran media, Selasa (22/10/2024).
Bey mengatakan uji coba unit BRT yang hendak dijajal adalah rute dari Terminal Leuwipanjang atau Dago.
Angkutan transportasi BRT Bandung Raya akan mempunyai jalur khusus sepanjang 21 kilometer. Jalur ini terbentang melewati wilayah Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Sumedang.
"Masalah utama adalah bagaimana memindahkan masyarakat pengguna mobil ke pengguna motor. BRT akan punya jalur khusus, nyaman, murah dan tepat waktu," kata Bey.
Bey menuturkan bahwa pembangunan BRT harus berjalan lancar sehingga perlu persiapan matang.
Ia mengundang pimpinan DPRD Jawa Barat untuk mendengarkan aspirasi dan masukan dari masyarakat.
"Kami akan terus matangkan karena kami ingin betul-betul BRT ini berjalan lancar, dan kami butuh kritik dan masukan dari DPRD Jabar. Tadi dibahas dan betul-betul dihitung agar masyarakat memanfaatkan adanya BRT ini," ucap Bey.
Baca juga:
- Banyak Daerah Mulai Macet, Jokowi Minta Daerah Kembangkan Layanan Transportasi Massal
- Sri Mulyani Pastikan APBN Dukung Pembangunan Transportasi Massal
Sikap DPRD
Sementara itu, Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa menyambut baik hadirnya BRT Bandung Raya karena diproyeksikan akan mengurai kemacetan.
Selain itu, ia mengingatkan pemerintah agar meminimalisir dampak adanya BRT terhadap penurunan pendapatan supir angkot, juru parkir, pedagang kaki lima dan lainnya.
"Kami menyambut baik program BRT ini tapi kan yang terdampak ada seperti PKL, supir angkot, juru parkir dan sebagainya. Ini harus benar-benar dihitung sehingga bisa diminimalisir kerugian terhadap masyarakat terdampak," kata Buky.
Buky berharap, masyarakat Bandung Raya bisa beralih dari budaya naik kendaraan pribadi menjadi naik kendaraan umum.
Ia juga meminta agar transportasi umum yang akan hadir nanti harus nyaman, tidak sumpek, tidak macet, murah, dan tepat waktu.
"Saat ini dalam pikiran mereka naik angkutan umum itu macet, sumpek dan sebagainya, itu tidak boleh. Jadi harus tertanam di masyarakat bahwa naik angkutan umum itu nyaman, efisien dan tepat waktu," kata Buky.
Baca juga:
- Hindari Macet dan Kurangi Polusi, Jokowi Ajak Masyarakat Beralih ke Transportasi Massal
- 20 Bus Listrik Layani Rute Padalarang-Leuwipanjang, Ridwan Kamil: Inilah Masa Depan!