indeks
Polisi Gagal Otopsi Jenazah Mahasiswa yang Meninggal Saat Ospek

KBR68H, Malang - Kepolisian Malang, Jawa Timur gagal mengotopsi jasad mahasiswa Institut Teknologi (ITN) Malang Fikri Dolasmantya Surya.

Penulis: Eko Widhianto

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Polisi Gagal Otopsi Jenazah Mahasiswa yang Meninggal Saat Ospek
otopsi, jenazah, ospek, ITN

KBR68H, Malang - Kepolisian Malang, Jawa Timur gagal mengotopsi jasad mahasiswa Institut Teknologi (ITN) Malang Fikri Dolasmantya Surya. Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang, Muhammad Aldy Sulaeman, orang tua korban menolak proses otopsi itu. Padahal tanpa otopsi, polisi sulit menyidik perkara yang menyebabkan mahasiswa asal Mataram itu tewas saat orientasi mahasiswa baru (ospek) berlangsung.

"Keluarga tak berkenan dilakukan bongkar mayat, atau otopsi. Akan menjadi hambatan dalam penanangan kasus.  Pasal 170 KUHP, visum luar belum cukup dan memang hasilnya tak diketahui penyebab kematian. Dan disarankan untuk dilakukan pemeriksaan dalam, otopsi," ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang, Muhammad Aldy Sulaeman.

Hasil penyelidikan sementara atas pengakuan para saksi ditemukan indikasi kekerasan saat orientasi mahasiswa baru (ospek). Peserta dipukul, ditendang dan dihukum secara fisik. Untuk menyimpulkan kekerasan akan dihadirkan pakar pidana dan pendidikan.

Fikri Dolasmantya Surya, meghembusnya nafas terakhirnya saat mengikuti masa ospek di Institut Teknologi Nasional. Pihak kampus mengungkapkan tidak ada tindakan kekerasan dalam ospek yang berlangsung sejak 9-12 Oktober lalu itu. Kepada keluarga, perwakilan dari ITN hanya mengungkapkan penyebab kematian Fikri adalah faktor kelelahan.

Namun, keterangan kampus bertolak belakang dengan kondisi Fikri ketika dibawa ke rumah sakit. Bajunya berlumuran darah dan saat meninggal posisi lidahnya menjulur.

Editor: Doddy Rosadi

otopsi
jenazah
ospek
ITN

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...