indeks
Polda Papua: Salomina Klaibin Meninggal Karena Sakit Bukan Tertembak

Kepolisian Daerah Papua mengklaim, Salomina Klaibin yang merupakan anggota kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Aimas Sorong berpangkat Letnan Satu, meninggal bukan karena tertembak.

Penulis: Andi Iriani

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Polda Papua: Salomina Klaibin Meninggal Karena Sakit Bukan Tertembak
Salomina Klaibin, papua, penembakan, OPM

 KBR68H, Jayapura –Kepolisian Daerah Papua mengklaim, Salomina Klaibin yang merupakan anggota kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Aimas Sorong berpangkat Letnan Satu, meninggal bukan karena tertembak.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, Paulus Waterpauw menyebutkan korban meninggal akibat penyakit yang dideritanya.

“Jadi sebenarnya sudah aman itu. Cuma dia punya sakit bawaan jadi dia meninggal bukan karena sesuatu itu. (Bukan karena luka tembak?) Tidak saya bisa nyatakan itu, karena saya wawancara dia dan dia normal aja,” tegas Paulus Waterpauw

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, Paulus Waterpauw membenarkan, kalau korban sebelumnya sudah menjalani operasi pengangkatan serpihan diduga proyektil yang bersarang di perutnya.

“Jadi serpihan lempengan proyektil itu sementara masih kita lakukan uji labarotirium forensic. Sebab ada kemungkinan peluru itu bukan berasal dari senjata milik TNI Polri,” jelasnya.

Sebelumnya, korban bersama empat rekannya yang lain tertembak saat menyerang aparat yang tengah melakukan patroli di rumah salah satu pimpinan kelompok mereka, Isak Kalaibin pada perayaan hari integrasi Papua 1 Mei lalu.

Dalam peristiwa itu, dua rekannya yakni Abner Malagawak (22) dan Thomas Blesua (28) tewas ditempat. Sementara dua rekannya yang lain, Herman Lokab dan Amberias Sapisa masih berobat jalan atas luka tembak yang dideritanya.


Editor: Suryawijayanti

Salomina Klaibin
papua
penembakan
OPM

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...