Praktek prostitusi secara terselubung di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, semakin marak. Hal ini sebagai imbas dari ditutupnya seluruh lokalisasi oleh pemerintah setempat.
Penulis: Hermawan
Editor:

KBR, Banyuwangi - Praktek prostitusi secara terselubung di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, semakin marak. Hal ini sebagai imbas dari ditutupnya seluruh lokalisasi oleh pemerintah setempat. (Baca: PSK Banyuwangi Demo Tolak Penutupan Lokalisasi)
Manajer Program LSM Kelompok Kerja Binas Sehat (KKBS), Tunggul Haryanto mengatakan, dari hasil pengamatan di lapangan pasca-penutupan lokalisasi, saat ini sedikitnya ada 10 tempat yang dijadikan mangkal maupun transaksi seks. Tempat itu antara lain, hotel, rumah kos, dan permukiman warga yang sepi. Sedangkan prostitusi terselubung itu dilakukan oleh sebagian para pekerja seks yang dulunya pernah menghuni lokalisasi yang telah ditutup tersebut.
“Penutupan lokalisasi sudah dilakukan serentak di Kabupaten Banyuwangi termasuk lokalisasi terbesar di Banyuwangi, Padangbulan sehingga sekarang sudah kita mulai merambah ternyata ada beberapa titik-titik hot spot atau istilahnya lokasi-lokasi yang sangat beresiko sekali terjadi proses prostitusi. Yang jelas hampir sekitar ada 10 sampai belasan titik yang sudah kita temukan walaupun jumlahnya tidak besar tetapi ini menjadi kajian kita bersama,”kata Tunggul Hariyanto kepada KBR (22/5).
Tunggul memperkirakan, paraktek prostitusi secara terselubung ini bakal terus bertambah jika pemerintah tidak menindaknya. Menurut tunggul, pelatihan kewirausahan pasca-penutupan lokalisasi oleh pemerintah Banyuwangi dinilai tidak efektif. Sebab kegiatan itu tidak ada tindak lanjutnya.
Penutupan lokalisasi di Banyuwangi telah dilakukan mulai bulan Januari 2014 lalu. Pemkab Banyuwangi telah menutup 10 lokalisasi dan yang terakhir menutup lokalisasi Sumberloh yang merupakan lokalisasi terbesar di Banyuwangi pada 30 April lalu.
Editor: Anto Sidharta