eorang pelajar SMK Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, bernama Yahruni binti Bisi (16) sejak Sabtu (6/4) petang lalu menghilang di Sungai Perdau Dalam Kecamatan Bengalon. Gadis yang mencintai otomotif dan bercita-cita punya bengkel motor in
Penulis: Gema Wana Prima
Editor:

KBR68H, Sangatta - Seorang pelajar SMK Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, bernama Yahruni binti Bisi (16) sejak Sabtu (6/4) petang lalu menghilang di Sungai Perdau Dalam Kecamatan Bengalon. Gadis yang mencintai otomotif dan bercita-cita punya bengkel motor ini, diduga kuat diterkam buaya muara yang memang dikenal ganas.
Keterangan sejumlah warga dan Fitri Cahyati, adik korban, korban memang diterkam saat mandi. Karena kaget, korban tak sempat melakukan perlawanan. “Kami mandi bersama, tiba-tiba saja buaya menerkam kakak dengan menarik tangannya,” ujar Fitri.
Melihat Yahruni disambar buaya, orang tua dan warga Sepaso Selatan langsung melakukan pencarian dengan mengerahkan sejumlah peralatan. Beberapa menit kemudian datang bantuan dari Polsek Bengalon. “Di Sungai Sungai Perdau Dalam memang banyak terdapat buaya muara yang ganas itu, catatan warga sudah empat orang yang tewas diterkam,” ujar Firdaus.
Fitri, adik korban tidak mengira jika kebersamaannya dengan sang kakak dipemandian merupakan hari terakhir. Meski demikian, ia berharap, kakaknya bisa ditemukan dalam keadaan selamat. “Meski sempat diterkam buaya, karena langsung dikejar warga semoga saja kakak dilepaskan sehingga bisa selamat,” kata Fitri dengan raut muka sangat sedih.
Sementara Bisi (42), sang ayah yang sehari-harinya bertani, mengaku di sekitar tempat tinggalnya kerap terlihat buaya. Namun ia tidak mengetahui dimana buaya ganas itu bersarangi Ia mengatakan, buaya yang kerap hilir mudik di kampungnya membuat warga was-was. “Warga memang takut dengan situasi sungai yang terdapat buaya, tapi karena kondisi warga akhirnya warga tetap saja beraktifitas di sungai termasuk mandi dan buang hajat,” aku Bisi.
Ditengah-tengah kegalauannya menanti nasib anaknya, Bisi menaruh harapan Saroni segera ditemukan meski dalam keadaan tak bernyawa. “Ini sudah nasib anak saya, kami sekeluarga sudah pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT,” ujar Bisi.
Hingga hari ini, pencarian kepada Yahruni terus berlangsung dengan melibatkan berbagai kekuatan diantaranya Basarnas, BPBD, Polsek Bengalon termasuk Koramil Bengalon serta beberapa pawang buaya. Selain itu, sejumlah warga juga mengerahkan perahunya untuk melakukan pencarian dengan harapan agar buaya di Sungai Perdau Dalam takut sehingga melepaskan korban.
Sumber: Gema Wana Prima