Pilkada kali ini PDIP sendirian mengusung Hasto-Wawan.
Penulis: Ken Fitriani
Editor: R. Fadli

KBR, Yogyakarta - Berdasarkan hasil rekapitulasi data saksi di kamar hitung versi Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDI Perjuangan Daerah Istimewa Yogyakarta, pasangan calon nomor urut 2 Pilkada Kota Yogyakarta, Hasto Wardaya-Wawan Harmawan mengeklaim lebih unggul perolehan suaranya dibandingkan dua paslon lain yakni Heroe Poerwadi-Supena, dan Afnan Hadikusumo-Singgih Raharjo.
Dari total 99 persen suara masuk, paslon nomor urut Hasto Wardaya-Wawan Harmawan meraih 44,42 persen, Heroe Poerwadi-Supena 23,08 persen, dan paslon Afnan Hadikusumo-Singgih Raharjo meraih 32,51 persen dari 14 kemantren Kota Yogyakarta.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, Eko Suwanto mengatakan, kemenangan Pilkada versi hitung cepat ini harus dikawal dan suaranya terus dijaga dalam rekapitulasi berjenjang yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Partai sudah memberikan instruksi kepada seluruh jajaran pengurus, relawan, tim pemenangan untuk terus mengawal. Ketika nanti ini selesai, perhitungan masih ada tahapan rekapitulasi di tingkat PPK. Kita tahu rekapitulasi nanti ada penyusunan DAA dan DA, ini harus dikawal betul agar tidak ada kecurangan-kekurangan, agar tidak ada upaya untuk pemindahan suara, tidak ada upaya untuk penyalahgunaan dan lain-lain," katanya dalam konferensi pers di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, Rabu (27/11/2024) malam.
Eko menyebut, meski secara perhitungan internal jago yang diusung oleh partai berlambang banteng itu menang, namun ada tahapan rekapitulasi di tingkat KPU Kota Yogyakarta yang prosesnya juga harus dihormati oleh masyarakat.
Ia pun mengajak masyarakat menunggu hasil resmi dari KPU Kota Yogyakarta dengan menjaga kondusifitas wilayah.
"Kepada seluruh rakyat Yogyakarta, mari kita menunggu juga hasil dari rekapitulasi yang dilaksanakan secara resmi oleh KPU, " ungkapnya.
Merespon kemenangan tersebut, paslon Cawalkot Yogyakarta, Hasto Wardaya menambahkan, tidak ada perayaan atas kemenangan yang dilakukan. Sebab kemenangan ini sifatnya masih sementara dan masih menunggu pengumuman resmi dari KPU.
"Kita harus bersama-sama menyadari bahwa yang memaknai kemenangan adalah warga, karena tanpa warga kita tidak bisa mendapatkan kemenangan. Kemenangan inilah yang harus kita persembahkan untuk warga, untuk masyarakat karena kemenangan ini yang paling utama adalah warga itu sendiri masyarakat itu sendiri. Tinggal bagaimana kita mempersembahkan kemenangan ini kepada warga. Dan ini sifatnya kemenangan masih sementara, jadi kita tidak boleh foria karena masih menunggu hitung yang resmi dari KPU, " ujarnya.
Hasto berpesan kepada tim sukses, struktur, semua relawan dan simpatisan untuk tidak eforia dan menghormati paslon lain sebagai mitra.
"Bahasa singkatnya itu ya 'Nek menang ojo umuk, nek kalah ojo ngamuk' , kira-kira gitu. Jadi saya kira kita harus menghormati pasangan 01 dan 03 sebagai mitra baik. Jangan sedikitpun menyakiti. Seandainya memang kita diberikan amanah tentu kita harus bekerja sama dengan semua pihak ya," pungkasnya.
Pilkada kali ini PDIP sendirian mengusung Hasto-Wawan.
Paslon Heroe Poerwadi-Sri Widya Supena diusung oleh PAN, Partai Nasdem, Partai Demokrat, Partai Gelora, Partai Perindo, Partai Hanura, Partai Garuda, dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Sedang Afnan Hadikusumo dan Singgih Raharjo diusung oleh Partai Golkar, PKS, Gerindra, PPP dan PKB.
Baca juga:
Bawaslu DIY: Turun, Tingkat Partisipasi Masyarakat di Pilkada 2024