Dengarkan

Audio ini dihasilkan oleh AI

KBR68H, Jakarta- Kementerian Kesehatan membantah 10 rumah sakit tidak memberi pertolongan kepada bayi Dera Nur Anggraini karena orangtuanya miskin. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, ke-10 rumah sakit itu tidak mau menolong Dera karena tidak mempunyai alat kesehatan yang memadai. Pasalnya, kata Nafsiah, Dera menderita kelainan di sistem pencernaannya pada usia yang belum genap satu minggu.

"Bukan ruangnya, tapi alatnya. Jadi anak ini prematur, beratnya 1 kg, anak normal itu 3 kg. Dia paru-parunya belum berkembang, dia memerlukan alat khusus untuk bernafas Tapi sebagaian besar rumah sakit harus diperlengkapi dengan Medical Intensive Care Unit untuk bayi yang baru lahir. Jadi alatnya harus dilengkapi pelan-pelan dong,"jelasnya.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi berjanji akan mengevalusi semua rumah sakit agar mempunyai alat yang lengkap untuk menyelamatkan masyarakat.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta meminta Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan audit medis terkait kasus pasien bayi Dera. Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, langkah itu perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya mall praktek atau kelalaian dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Menurut Ahok, hasil audit medis akan menunjukkan status rumah sakit yang menangani Dera.

“Itu juga kita perlu ada audit medis, kadang-kadang masuk akal juga, misalnya rumah sakit menolak ICU terpakai semua, kalau masuk lagi kita terima, apa mau mencopot pasien yang lain, nanti mati juga dia. Kalau ICU tidak ada naik kelas, kasus bayi itu NICU. Diaudit nanti kelihatan” ucap Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Sebelumnya, Dera Nur Anggraini, bayi yang berusia belum genap sepekan ini meninggal akibat menderita kelainan pada sistem pencernaan. Dera yang sedang memerlukan perawatan rumah sakit, ditolak 10 rumah sakit di Jakarta. Dera meninggal setelah berusaha mencari rumah sakit rujukan ke RSCM, Fatmawati dan Rumah Sakit Harapan Kita.