indeks
Melawan Sampah Plastik di Samarinda

Sejak awal tahun ini, Pemkot Samarinda mulai memberlakukan aturan yang mendukung gerakan ‘diet plastik’

Penulis: Sindu Dharmawan

Editor:

Google News
Melawan Sampah Plastik di Samarinda
Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Samarinda, Kalimantan Timur. (Foto: Taufik/KBR)

Kantong plastik sudah jadi barang terlarang di Samarinda, Kalimantan Timur. Sejak awal tahun ini, Pemkot Samarinda mulai memberlakukan aturan yang mendukung gerakan ‘diet plastik’. Setelah Peraturan Wali Kota itu keluar, apakah masalah plastik usai? Jurnalis KBR Sindu Dharmawan mengikuti pergerakan yang dilakukan Maulana Yudhistira. 

Beralih gaya hidup memang tak mudah. Yani, petugas kasir di Senwell Supermarket, mengaku kerap diprotes pembeli karena tak memberi kantong plastik.

“Semua protes sih. Kami hanya jelaskan kalau ada pengurangan plastik Jadi kaya gitu saja kita ngasih tahunya,” tutur Yani.

Tapi ada juga warga seperti Anisa Riskiyani yang justru minta aturan diperluas sampai ke warung-warung. Menurutnya, jika aturan diperluas, maka dampak penggunaan sampah plastik akan sangat berdampak.

“Kalau di Samarinda sih sama saja. Soalnya warung-warung yang kecil tetap masih memperbolehkan memakai kantong plastik. Kecuali kaya yang besar seperti Alfamart dan Indomaret sudah enggak diperbolehkan, kan. Kalau yang kecil-kecil masih,” kata Anisa. 

Jadi kita mengampanyekan hal-hal yang bisa kita ubah setiap harinya. Misalnya kita bawa tempat minum sendiri, kemudian kita berusaha mengurangi penggunaan kantong kresek dengan membawa tas belanja sendiri

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda Nurahmani mengakui, saat ini Peraturan Wali Kota yang mengatur penggunaan plastik memang baru menyasar retail modern.

“Karena kita kan mudah memantau. Biasanya kan pencatatannya kan bagus, berapa pengeluaran kantong plastik per bulan. Kami pantau itu… Kalau kami mampu untuk ke arah sana secara tegas atau secara keseluruhan, itu kita mampu mengurangi 1.000 ton (sampah plastik) per tahun,” terang Nurahmani di kantor DLH Samarinda.

Kini Yudis tengah memikirkan solusi bagaimana sampah-sampah yang dihasilkan bisa dikelola dengan baik. Yudis sadar, jalan masih panjang menuju perubahan gaya hidup yang tak tergantung plastik. Setelah Peraturan Wali Kota Samarinda soal pengurangan penggunaan kantong plastik keluar, masih banyak PR menanti.

“Kita harus banyak belajar ke kota-kota yang jauh lebih dulu menerapkan sistem persampahan yang baik. Kemudian dari tumpukan terakhir juga kita belajar bagaimana pengelolaan sampah itu bukan hanya ditumpuk, tapi dikelola agar tidak menimbulkan dampak, kayak asap atau bau yang itu mengganggu pendudukan sekitar,” jelasnya.

Salah satu gerakan Yudis selanjutnya adalah edukasi warga dengan membagikan tumbler kepada petugas kebersihan.

<tr>

	<td><b>Reporter</b></td>


	<td><b>:</b></td>


	<td><b>Sindu Dharmawan<br>
</tr>


<tr>

	<td><b>Editor</b></td>


	<td><b>:</b></td>


	<td><b>Friska Kalia&nbsp;<span id="pastemarkerend">&nbsp;</span></b></td>

</tr>

     

SAGA
Anak Muda
Sampah Plastik
Diet Plastik

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...