indeks
Mahasiswa UGM Raih Medali Emas Berkat Ayam Pelung

Kokok ayam pelung sudah sangat sering dipertandingkan dalam banyak kontes ayam di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Cianjur, Jawa Barat. Namun ternyata belum ada patokan dasar penilaian standar dalam menentukan kokok ayam pelung terbaik dalam sebu

Penulis: Radio Unisi

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Mahasiswa UGM Raih Medali Emas Berkat Ayam Pelung
Ayam Pelung

KBR68H, Yogyakarta - Kokok ayam pelung sudah sangat sering dipertandingkan dalam banyak kontes ayam di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Cianjur, Jawa Barat. Namun ternyata belum ada patokan dasar penilaian standar dalam menentukan kokok ayam pelung terbaik dalam sebuah “Chicken Singing Contest”.

Berangkat dari kenyataan tersebut, seorang mahasiswa Fakultas Biologi UGM, Rocky Putra kemudian melakukan penelitian terhadap Bioakustik Ayam Pelung. Bioakustik ialah sebuah ilmu interdisiplin suara dan komunikasi pada hewan. Rocky menjelaskan bahwa dengan aplikasi bioakustik pada ayam pelung ini dapat menjadi salah satu upaya konservasi sumber daya genetik lokal karena dapat menguak misteri kehidupan pada tingkah laku binatang.

Tak tanggung-tanggung, berkat penelitian yang bertemakan “Engineering for Siciety” dengan judul invensi Application of Bioacoustics in Pelung Rooster tersebut, ia berhasil memperoleh Gold Medal dalam kompetisi ilmiah tingkat internasional “International Engineering Invetion and Innovation Exhibition (I-ENVEX) 2013 di Kangar, Perlis, Malaysia pada 17-19 April lalu.

Rocky menjelaskan, selama 6 bulan penelitian di Kebun Pendidikan, Penelitian dan Percobaan Pertanian (KP4) UGM ini, ia melakukan percobaan pada 4 ayam Pelung. Penelitian ini menggunakan software Adobe Audition CS 5.5 itu meneliti durasi, intensitas hingga frekuensi suara kokok ayam Pelung. Dari penelitian itu durasi kokok Pelung terlama tercatat 5 detik dengan intensitas 91,84 dB. Rocky menegaskan bahwa penelitiannya ini juga bisa dilakukan pada beberapa jenis hewan lain seperti mamalia laut, serangga hingga katak.

Ia menyatakan bahwa penelitian tersebut baginya ini adalah tantangan. ”Buat saya ini adalah tantangan bagaimana seorang biologi mempelajari fisika dengan cara meneliti intensitas frekuensi suara kokok ayam,baginya ini adalah penelitian yang unik dan original,” ujarnya.

Sumber: Radio Unisi

Ayam Pelung

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...