Kota tua Ampenan, Nusa Tenggara barat, masuk dalam 43 jaringan kota pusaka di Indonesia. Pemerintah kota Mataram saat ini sedang merevitalisasi kota tersebut sehingga arsitektur bangunan tetap terjaga dengan baik. Pemkot Mataram berupaya mempertahankan ek
Penulis: Global FM Lombok
Editor:

KBR68H, Mataram - Kota tua Ampenan, Nusa Tenggara barat, masuk dalam 43 jaringan kota pusaka di Indonesia. Pemerintah kota Mataram saat ini sedang merevitalisasi kota tersebut sehingga arsitektur bangunan tetap terjaga dengan baik. Pemkot Mataram berupaya mempertahankan eksterior desain bangunan agar kota tua Ampenan mampu menjadi cagar budaya yang akan menarik wisatawan untuk berkunjung.
Kepala Bappeda Kota Mataram Lalu Martawang mengatakan, di kawasan Ampenan terdapat banyak bangunan tua yang memiliki nilai sejarah. Selain terdapat bekas pelabuhan, disana juga terdapat bekas bangunan Bank Indonesia (BI) yang kini dimiliki oleh masyarakat setempat. Bekas gedung BI itu merupakan bangunan era kolonial Belanda.
Martawang menjelaskan, wisata kota tua sedang menjadi tren di tingkat nasional maupun mancanegara. Sejumlah pemerintah daerah juga sedang melakukan revitalisasi terhadap bangunan bersejarah yang dimilikinya untuk dijadikan destinasi wisata baru. Pemkot Mataram tidak akan menunggu intervensi dari pemerintah pusat dalam rangka revitalisasi Ampenan, karena program tersebut merupakan kebutuhan masyarakat.
”Kami akan melibatkan masyarakat dalam melakukan revitalisasi Ampenan ini. Minimal bantuan cat kami berikan kepada warga. Kami sudah surati mereka agar tidak mengubah desain eksternal bangunan tempat tinggalnya,” kata Martawang.
Ia menambahkan, luas area yang masuk dalam kota tua Ampenan yang akan direvitalisasi seluas 60 kilo meter persegi. Namun pihaknya mengusulkan agar cakupan arealnya ditambah menjadi 80 kilo meter persegi, mulai dari jembatan Ampenen sampai sepanjang pesisir pantai. Jumlah anggaran yang disiapkan pemkot Mataram untuk menata kembali bekas pelabuhan Ampenan sebesar Rp 2,4 miliar. Dana itu diluar dana untuk revitalisasi anjungan dan bangunan bersejarah lainnya.
Sumber: Global FM Lombok
Editor: Anto Sidharta