indeks
Konversi BBM ke BBG di Kaltim Belum Juga Terlaksana

Program konversi dari Bahan Bakar Minyak ke Bahan Bakar Gas di Kalimantan Timur belum jelas. Pasalnya hingga kini, pembangunan empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Balikpapan belum rampang bahkan molor dari target yang ditentukan.

Penulis: Teddy Rumengan

Editor:

Google News
Konversi BBM ke BBG di Kaltim Belum Juga Terlaksana
bbg, kaltim

KBR68H, Balikpapan - Program konversi dari Bahan Bakar Minyak ke Bahan Bakar Gas di Kalimantan Timur belum jelas. Pasalnya hingga kini, pembangunan empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Balikpapan belum rampang bahkan molor dari target yang ditentukan. 


Asisten II Pemerintah Kota Balikpapan Bidang Ekonomi Sri Soetantinah mengatakan, sesuai target semestinya pembangunan empat SPBG itu rampung pada akhir Desember 2013. Sehingga awal tahun ini sudah bisa beroperasi. Ia juga mengatakan, program BBM ke BBG merupakan kewenangan Kementerian ESDM, sementara Pemkot Balikpapan hanya menyediakan lahan untuk pembangunan SPBG maupun perizinannya.


"Jadi koversi BBM ke BBG itu secara nasional leading sektornya ada di (kementerian) ESDM. Saya kita mungkin gak mandek ya, karena gini harusnya SPBG nya siap dulu. Intinya gini, sebetulnya bisa dua arah, kita inisiatif ke ESDM atau ESDM menginformasikan karena sampai sekarang belum ada informasi ESDM (kapan mulai beroperasi)," kata Sri Soetantinah, Minggu (27/4)


Sri Soetantinah menambahkan, karena belum jelas kapan akan beroperasi, rencana pengadaan kendaraan berbahan bakar gas urung dilakukan, menunggu kepastian operasional BBG. 


Hingga saat ini dari empat SPBG yang dibangun di Balikpapan, baru dua yang sudah rampung. Sementara itu, untuk pembangunan satu SPBG menelan anggaran Rp 15 miliar hingga keseluruhannya mencapai Rp 60 miliar yang merupakan anggaran pusat. 


Editor: Antonius Eko 

bbg
kaltim

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...