KBR68H, Jakarta
Penulis: Khusnul Khotimah
Editor:

KBR68H, Jakarta – Pemerintah hingga kini masih terus memantau dampak kemarau basah terhadap produktivitas pertanian. Pejabat Badan Ketahanan Pangan Tjuk Eko Hari Basuki mengatakan, sejauh ini pemerintah melihat, dampak yang paling parah terjadi pada tanaman holtikultura. Namun untuk mengetahui seberapa parahnya, pemerintah akan menggelar rapat dalam waktu dekat, terutama untuk membahas antisipasi ketahanan pangan nasional.(Baca: Cuaca Tak Menentu Resahkan Petani Tembakau)
“Memang sentra-sentra holtikultura yang paling berpengaruh, yang biasanya dipanen tidak hujan, lalu kena hujan biasanya rusak. Kita lagi inventarisasi pada tanaman-tanaman khususnya holtikultura. Sebagian besar holtikultur ada di Jawa. Mudah-mudahan minggu depan kita ada rapat, “ ujar Pejabat Badan Ketahanan Pangan Tjuk Eko Hari Basuki kepada KBR68H.
Musim kemarau basah yang diperkirakan terjadi hingga Agustus mendatang menyebabkan gagal panen di beberapa daerah. Semisal di Temanggung, tanaman tembakau di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Temanggung terancam busuk akibat jamur karena kebanyakan hujan. Tanaman kedelai di Desa Sisalam, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes juga gagal panen karena lembabnya cuaca memicu pertumbuhan hama ulat.(Baca: Hadapi Tahun Basah, Petani Diminta Rutin Pantau Lahannya)
Editor: Nanda Hidayat