indeks
Kelola Paylater Anti Kalap-Kalap Club

Kredit gaya baru butuh literasi gaya baru

Penulis: Tim Uang Bicara

Editor:

Google News
Kelola Paylater Anti Kalap-Kalap Club

KBR, Jakarta - Fitur paylater alias 'belanja sekarang, bayar nanti' mulai naik daun dan menjadi bahan jualan berbagai marketplace. Fitur dengan sistem talangan ini memang menggoda karena menawarkan kemudahan pembiayaan. Namun, mesti diingat, paylater itu intinya tetap utang berikut segala risikonya.

"Ini utangnya nempel sama marketplace atau e-commerce. Jadi ini (paylater) istilah baru, tapi sebenarnya produk lama, sama-sama utang," kata Perencana Keuangan Metta Anggriani.

Metta bilang, paylater adalah bagian dari inovasi sistem pembayaran seiring makin meroketnya pasar di ranah digital. Kemunculan fasilitas kredit gaya baru juga sepaket dengan kemasan risiko baru.

"Butuh ga butuh yang penting menarik, kita jadi tertarik. Padahal apakah kita butuh atau tidak, itu belum tentu. Jadi di dunia digital sekarang, kita butuh bukan cuma literasi digital, tapi juga literasi yang lainnya, termasuk literasi keuangan," ujar Metta.

Metta menekankan tak ada larangan berutang. Namun, pemanfaatannya perlu dibatasi untuk pengeluaran tertentu. Jangan sampai kalap!

"Utang yang baik, utang yang sehat itu adalah ketika kita berutang untuk membeli sesuatu yang memang nilainya akan naik," kata dia.

Baca juga: Perilaku Belanja Generasi Milenial dan Z

Perencana Keuangan Metta Anggriani (Foto: dok pribadi)

Baca juga: Prospek Kripto dan Strategi Baru Dulang Cuan

Konsumen juga mesti waspada dengan besaran bunga yang harus ditanggung. Nilai pokok utang yang kecil, tetapi betebaran di banyak tempat, bisa berbalik jadi bumerang kalau gagal dikelola.

"Kadang orang ga kerasa kesannya itu (bunga) kecil. Karena pokoknya kecil. Ketika kita ga sadar, oh ini utang sudah menggunung, karena tadi bunganya besar dan ada biaya macem-macem lainnya," tutur Metta.

Jejak kredit di paylater -terutama yang resmi terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan- bakal terekam di sistem Bank Indonesia. Jika pelunasan lancar, reputasi otomatis terkerek sehingga manfaat yang dinikmati pun bertambah.

"Jadi kalau saya sudah punya record baik, justru makin memudahkan misalnya at same point, saya mau berutang yang lebih besar, misalnya, saya mau berutang KPR," ungkapnya.

Mau tahu ulasan dan tips selengkapnya dari Metta Anggriani? Simak Episode 30 Uang Bicara.

Ekonomi
Paylater
bisnis
Literasi Keuangan
Keuangan Digital
utang
perencana keuangan

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...