KBR68H, Jakarta - Jemaat HKBP Filadelfia dan GKI Yasmin diminta tidak berhenti memperjuangkan hak mereka untuk beribadah di Indonesia.
Penulis: Rony Rahmata
Editor:

KBR68H, Jakarta - Jemaat HKBP Filadelfia dan GKI Yasmin diminta tidak berhenti memperjuangkan hak mereka untuk beribadah di Indonesia. Peneliti Setara Institute Ismail Hasani mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mungkin terus menutup mata atas kasus intoleransi beragama ini. Ismail meminta jemaat kedua gereja tersebut terus berjuang dengan cara damai.
"Jelas tidak mungkin Presiden tidak tahu. Tidak mau tahu Presidennya. Karena jauh-jauh hari teman-teman GKI Yasmin dan Filadelfia telah menyampaikan kepada publik. Bahkan telah mengundang secara terbuka untuk misa bersama GKI Yasmin. Jadi ini bentuk pengabaian serius pemerintah."ungkap Ismail.
Peneliti Setara Institute, Ismail Hasani menambahkan, jika Presiden tetap abai menyelesaikan konflik kebebasan beribadah jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, maka kondisi serupa dikhawatirkan akan menyebar ke sejumlah daerah lain. Setara bahkan mencatat pertentangan kelompok intoleran sudah mulai terlihat di Aceh. Di negeri Serambi Mekah itu terdapat 13 titik tempat ibadah yang dipersoalkan, diantaranya di Singkil dan Aceh Besar.