indeks
Jurnalis Bocor Alus Tempo Dapat Kiriman Kepala Babi, Pemred: Teror Kebebasan Pers

Kantor Tempo mendapat kiriman kepala babi pada 19 Maret 2025. Kepala babi tersebut dibungkus kotak kardus yang dilapisi stirofoam.

Penulis: Ardhi Ridwansyah

Editor: Muthia Kusuma

Google News
Pers
Ilustrasi:Aksi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar pada Hari Kebebasan Pers Sedunia di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 3 Mei 2021. (Antara/Abriawan)

KBR, Jakarta- Kantor Tempo mendapat kiriman kepala babi pada 19 Maret 2025. Kepala babi tersebut dibungkus kotak kardus yang dilapisi stirofoam.

Kotak berisi kepala babi tersebut ditujukan Francisca Christy Rosana alias Cica, wartawan desk politik dan presenter siniar Bocor Alus Politik.

Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra mengatakan kiriman paket berisi kepala babi tersebut sebagai bentuk teror terhadap kebebasan pers.

“Kami sedang menyiapkan langkah-langkah selanjutnya sebagai respons atas kejadian ini,” kata Setri melalui keterangan tertulis, Kamis (20/3/2025).

Baca juga:

Dalam rilis yang diterima KBR, paket itu disebutkan telah diterima satuan pengamanan Tempo pada Rabu 19 Maret 2025 pukul 16.15 WIB. Cica baru menerima pada pukul 15.00 WIB pada Kamis, 20 Maret 2025.

“Cica baru pulang dari liputan bersama Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran. Karena mendapat informasi ada paket kiriman untuknya, ia membawa kotak kardus tersebut ke kantor. Hussein yang membuka kotak itu. Ia mencium bau busuk ketika baru membuka bagian atas kardus tersebut,” ujarnya.

Ketika styrofoam terbuka, lanjutnya, Hussein melihat isinya kepala babi.

“Ia dan Cica serta beberapa wartawan membawa kotak kardus di keluar gedung. Setelah kotak kardus sudah dibuka seluruhnya, terpampang di sana kepala babi. Kedua telinganya terpotong,” tuturnya.

pers
Tempo
Kepala babi
Cica

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...