indeks
Jelang Ramadan, Menteri KKP: Stok Ikan Nasional Dipastikan Aman

"KKP telah menghitung prognosa produksi ikan bulan Januari sampai dengan Maret 2025 sebesar 3,06 juta ton,"

Penulis: Shafira Aurel, Aura Antari

Editor: Muthia Kusuma

Google News
ikan
Ikan tangkapan nelayan di Aceh, Sabtu, (11/4/2020) (FOTO: ANTARA)

KBR, Jakarta- Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menjamin stok ikan nasional berada dalam kondisi aman dan terkendali menjelang bulan Ramadan dan Idulfitri 1446 Hijriah. Pernyataan ini disampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Kamis (27/2).

"KKP telah menghitung prognosa produksi ikan bulan Januari sampai dengan Maret 2025 sebesar 3,06 juta ton. Dengan rincian produksi ikan budidaya sebesar 1,59 juta ton dan 1,47 juta ton produksi ikan tangkap. Kami bisa memastikan untuk menyediakan stok dalam rangka kebutuhan di bulan Ramadan dan lebaran," ujar Trenggono dalam rapat kerja bersama DPR, Kamis (27/2).

Baca juga:

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menambahkan, selain memastikan ketersediaan stok, KKP juga telah mengidentifikasi wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami kekurangan pasokan ikan, terutama di kota-kota besar dengan tingkat konsumsi ikan yang tinggi. Selain itu, KKP juga mengidentifikasi preferensi konsumsi jenis ikan di setiap wilayah. Lokasi tersebut meliputi Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Bandar Lampung, Makassar, Ambon, dan Banjarmasin.

"Terhadap ketersediaan fillet ais kami siap segera menyediakan, itu mungkin kita akan sediakan yang mini ibu, karena itu pedagangnya cuma sedikit, tapi kita akan sediakan. Selanjutnya untuk yang di Malang terhadap kenaikan harga karena cuaca kami bisa memastikan untuk menyediakan stok dalam rangka kebutuhan di bulan Ramadan dan Lebaran," ucapnya.

ikan
Ramadan
Idulfitri 2025
Sakti Wahyu Trenggono

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...