Tingkat inflasi bulanan Maret 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.
Penulis: Astri Septiani
Editor:

KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Maret 2024 atau saat Ramadan sebesar 0,52 persen secara bulanan (MoM). Angka itu lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,37 persen.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyastuti menyatakan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni Maret 2023 (year on year), inflasi tercatat sebesar 3,05 persen.
"Tingkat inflasi bulanan Maret 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu. Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar tentunya berasal dari makanan, minuman, dan tembakau dengan laju inflasi sebesar 1,42 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,41 persen," kata Amalia saat konferensi pers secara daring, Senin (1/4/2024).
Amalia menyebut komoditas yang paling besar menyumbang inflasi adalah telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, dan bawang putih.
Telur ayam ras, daging ayam ras, dan beras, memberikan andil inflasi yang sama masing-masing sebesar 0,09 persen.
Baca juga:
- Kemendagri: 214 Pemda Tidak Lakukan Penanganan Inflasi
- Kenaikan Harga Telur Ayam Ras Meluas ke 296 Kabupaten Kota
Jika dilihat secara bulanan, inflasi terjadi di 34 provinsi dan 4 provinsi mengalami deflasi. Amalia mengatakan inflasi tertinggi terjadi di Sulawesi Utara dan deflasi tertinggi terjadi di Provinsi Maluku.
Editor: Wahyu S.