Sepanjang 2024 terdapat 25 peristiwa kekerasan anggota TNI terhadap warga sipil.
Penulis: Naufal Nur Rahman, Ardhi Ridwansyah
Editor: Sindu

KBR, Jakarta– Dugaan kekerasan oleh puluhan prajurit jadi salah satu bukti impunitas TNI. Penilaian itu disampaikan Koordinator Program HAM Imparsial Annisa Yudha merespons penyerangan puluhan tentara terhadap warga Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Kata dia, tumpulnya penegakkan hukum terhadap aktor keamanan di Indonesia menghasilkan impunitas.
“Padahal seharusnya mereka yang melakukan perlindungan, menjamin perlindungan atas hak-hak keamanan bagi masyarakat itu sendiri. Tapi, justru dalam serangkaian kasus yang terjadi di Indonesia yang kemudian menjadikan impunitas itu sendiri. Justru mereka menjadi ancaman tersendiri bagi masyarakat, bagi warga negara yang seharusnya mereka melindungi tapi malah menjadi ancaman,” ujar Annisa Yudha saat diskusi di Ruang Publik KBR, Kamis, (14/11/2024).
Annisa menyebut kasus di Desa Selamat menambah catatan buruk penegakkan HAM di Indonesia, dan bakal memperburuk citra negara di mata dunia.
“Insiden ini, kasus-kasus serangan, kekerasan yang dilakukan oleh aparat negara, aktor keamanan menambah catatan buruk serangan-serangan terhadap masyarakat sipil, menambah catatan buruk pelanggaran-pelanggaran HAM yang dapat berimbas pada bagaimana Indonesia sebagai anggota dewan HAM, di mata dunia gitu, ya,” tambah Annisa.
Menurut Annisa, penyerangan warga oleh TNI juga bisa berimbas ke perekonomian nasional. Peristiwa itu mencoreng citra Indonesia, dan memengaruhi kuantitas investor yang akan datang.
Sebelumnya, 45 prajurit TNI di Deli Serdang, Sumatra Utara ditahan Pusat Polisi Militer TNI terkait serangan terhadap warga Desa Selamat pada Jumat malam, 8 November 2024. Dalam penyerangan itu, satu orang warga meninggal dan belasan luka-luka.
Menurut catatan Imparsial, sepanjang 2024 terdapat 25 peristiwa kekerasan anggota TNI terhadap warga sipil.
Puluhan Prajurit Diperiksa
Sebelumnya, puluhan prajurit TNI Angkatan Darat dari Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 2/Kilap Sumagan itu juga diperiksa Polisi Militer Daerah Militer (Pomdam) I/Bukit Barisan. Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Yusri Nuryanto mengatakan pemeriksaan dilakukan terkait penyerangan ke warga Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.
“Jadi, dari pomdam sekarang ini sudah mengamankan hampir sekitar 45 orang, nanti dari 45 orang ini akan dipilah-pilah karena tidak mungkin 45 orang ini akan ikut, jadi dari 45 orang ini akan dipilah-pilah mana yang terlibat langsung dalam kejadian penganiayaan tersebut kemudian ada yang mungkin provokatornya atau mungkin ada yang sekadar ikut-ikut,” katanya kepada wartawan di Mabes TNI, Jakarta Timur, Rabu (13/11/2024).
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengeklaim, peristiwa bermula saat dua anggota TNI menegur pemuda yang kebut-kebutan menggunakan sepeda motor. Menurutnya, pemuda yang ditegur itu tidak terima hingga terjadi adu mulut dan perkelahian massal.
"Diawali oleh, ya, anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor ditegur sama anggota, karena kan mengganggu masyarakat, meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan. Anggota Kodam I (Bukit Barisan) menegur, tidak terima," kata Agus di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, (11/10/2024).
"Terjadi adu mulut, perkelahian, kemudian maka terjadilah perkelahian massal," imbuhnya.
Baca juga: