"Iya tengah naik. Kalau sekarang CPO rata-rata kan dulu Rp12.500-Rp13.000."
Penulis: Wahyu Setiawan
Editor:

KBR, Jakarta- Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menyatakan naiknya harga minyak goreng di pasaran disebabkan tingginya harga minyak kelapa sawit (CPO). Ketua Umum Apkasindo Gulat Manurung mengatakan, harga CPO naik dalam dua bulan terakhir.
Kata dia, hal itu berdampak pada naiknya harga produk turunnya, salah satunya minyak goreng.
"Iya tengah naik. Kalau sekarang CPO rata-rata kan dulu Rp12.500-Rp13.000. Nah kalau diolah menjadi minyak goreng, tentu kan ada biaya pengolahannya terhadap CPO itu. Katakan Rp2.000 untuk mengolah CPO menjadi minyak goreng. Tentu harga minyak goreng menjadi Rp15.000-Rp16.000. Jadi wajar kalau pun dia jatuhnya naik Rp1.000," kata Gulat saat dihubungi KBR, Rabu (8/5/2024).
Ketua Umum Apkasindo Gulat Manurung mengatakan naiknya harga CPO salah satunya disebabkan penurunan produksi kelapa sawit rakyat dan korporasi. Penurunan ini diakibatkan naiknya harga pupuk. Sehingga produksi tandan buah segar (TBS) sebagai bahan baku minyak goreng, ikut menurun.
"Di saat bersamaan, produksi tandan buah segar (TBS) harganya biasa-biasa saja," ujarnya.
"Kalau berkurang pabrik mengolah TBS petani, tentu CPO-nya juga akan langka. Akibatnya naik lah harga CPO itu secara ekonomi," sambungnya.
Baca juga:
Sebelumnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengusulkan untuk menaikkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng dalam kemasan sebesar Rp1.000. Saat ini HET minyak goreng kemasan Rp14.000/liter.
"Sedang didiskusikan untuk disesuaikan. Saya usulkan sih naik Rp 1.000, untuk packagingnya (minyak dalam kemasan)," kata Zulhas kepada wartawan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (6/5/2024).
Editor: Rony Sitanggang