Aktivitas Gunung Slamet terus menunjukkan penurunan hingga hari ini (15/9) setelah Jumat (12/9) lalu meletus.
Penulis: Nurul Iman
Editor:

KBR, Semarang – Aktivitas Gunung Slamet terus menunjukkan penurunan hingga hari ini (15/9) setelah Jumat (12/9) lalu meletus.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Sarwa Pramana, penurunan aktivitas gunung diketahui dari hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang.
"Berdasarkan pemantauan dari stasiun pengamatan Gunung Slamet, PVMBG Badan Geologi, sejak Minggu (14/9) hingga saat ini tidak terlihat adanya asap hitam yang keluar dari kawah. Kegempaan pun juga menurun," ungkap Sarwa Pramana.
Hasil pengamatan itu menunjukkan penurunan aktivitas dibanding pengamatan pada Sabtu, pukul 00.00-06.00 WIB yang memperlihatkan embusan asap putih setinggi 50 hingga 100 meter, 44 kali gempa embusan, dan enam kali gempa termor. Sementara, hari nini (15/9) pukul 00.00–06.00 WIB terpantau hanya 13 gempa hembusan dan asap nihil. Pukul 6.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB tercatat 17 kali gempa hembusan.
Namun, kata dia, status gunung sampai saat ini masih Siaga (level III). Sarwa mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak Gunung Slamet karena aktivitas gunung tersebut masih terjadi fluktuatif.
Sementara, hingga kini PMI Jawa Tengah masih bersiaga di lima kabupaten di sekitar Gunung Slamet, yakni Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Banyumas, dan Purbalingga. Mereka bersiaga mengantisipasi terjadinya peningkatan aktivitas Gunung Slamet.
Salah satu hal yang disiapkan, kata Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah Sasongko Tedjo, adalah tenda pengungsian.
"Kami telah bersiaga di lima kabupaten itu, di antaranya menyiapkan pengungsian. Di Brebes, kami bagi-bagi masker kepada masyarakat," katanya di Semarang. Senin (15/9).
Ia mengatakan sejumlah personel sudah dilatih untuk menghadapi kondisi bencana, meliputi pendirian posko bencana, tempat pengungsian, kesiapan tim medis, hingga penyediaan dapur umum bagi pengungsi.
"Sejauh ini, kami terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Slamet. Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng sudah ada sekitar 1.170 warga yang mengungsi," ujarnya.
Namun, Sasongko menegaskan keputusan warga untuk mengungsi lebih karena kekhawatiran, bukan pada kondisi guung yang mengkhawatirkan.
Editor: Anto Sidharta