indeks
Harga Jeruk Lokal di Banyuwangi Merosot

KBR, Banyuwangi-Harga Jeruk lokal di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur terus merosot.

Penulis: Hermawan

Editor:

Google News
Harga Jeruk Lokal di Banyuwangi Merosot
jeruk lokal, jeruk impor, petani jeruk, harga anjlok, banyuwangi

KBR, Banyuwangi-Harga Jeruk lokal di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur terus merosot. Dalam sebulan terakhir harga jeruk turun hingga dua kali, dari sebelumnya Rp 9 ribu perkilogram turun menjadi Rp 8.000 per kilogram. Dua pekan kemudian harga jeruk kembali turun hingga Rp 4.000 perkilogram.

Ketua Kelompok Tani Jeruk Banyuwangi Warsito Hadi mengatakan, stok jeruk di tingkat petani dan pedagang berlimpah akibat panen raya. Selain itu masih banyaknya jeruk impor yang beredar di pasaran juga menjadi faktor merosotnya harga jeruk lokal. Sebab masyarakat masih cenderung membeli jeruk impor yang harganya juga terjangkau. (Baca: Petani Pilih Tanam Buah, Produksi Padi di Banyuwangi Turun).

“Harga jeruk jatuh pak anatara 400 sampai 4500. Bisa 8 ribu, 9 ribu mungkin pasar yang kurang bisa menerima kemudian juga karena panen raya ini. Menerima apa adanya ini tidak bisa berbuat banyak ini. Yang bisa dilakukan hanya menahan beberapa waktu tapi itu kadang- kadang mengalami jatuh juga,”kata Warsito Hadi (23/8).

Ketua Kelompok Tani Jeruk Banyuwangi Warsito Hadi menambahkan, petani jeruk di Banyuwangi juga kesulitan pupuk urea. Sehingga petani jeruk saat ini terancam tidak bisa memupuk tanamanya. Hal itu menurut Warsito juga akan mempengaruhi kualitas buah jeruk.Petani khawatir kelangkaan pupuk mengubah rasa jeruk dan mengakibatkan harga jeruk terus merosot. Petani berharap pemerintah menambah pasokan pupuk urea bersubsidi terhadap petani jeruk untuk meningkatkan mutu jeruk lokal Banyuwangi.

Editor: Rony Rahmatha

jeruk lokal
jeruk impor
petani jeruk
harga anjlok
banyuwangi

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...