indeks
Harga Buah Impor di Jombang Melejit, Konsumen Beralih ke Buah Lokal

Harga buah impor di Jombang Jawa Timur terus melejit naik setelah Pemerintah memberlakukan pengetatan impor produk hortikultura. Harga naik karena pasokan buah dan sayur lokal kurang, sementara produk impor pemasukannya terhambat. Akibatnya, harga buah im

Penulis: Muji Lestari

Editor:

Google News
Harga Buah Impor di Jombang Melejit, Konsumen Beralih ke Buah Lokal
Buah Lokal

KBR68H, Jombang – Harga buah impor di Jombang Jawa Timur terus melejit naik setelah Pemerintah memberlakukan pengetatan impor produk hortikultura. Harga naik karena pasokan buah dan sayur lokal kurang, sementara produk impor pemasukannya terhambat. Akibatnya, harga buah impor mengalami kenaikan cukup siginifikan hingga 100 persen bahkan lebih.

Salah satu pedagang buah Yuli Artika, mengatakan mahalnya buah impor berdampak pada turunnya permintaan konsumen. Sedangkan, pemintaan buah lokal terus mengalami tren kenaikan.

"Untuk kelengkapan, biasanya kalau orang itu kan sukanya buah impor, orang kan nggak mesti, tapi kebanyakan peminatnya buah impor soalnya menang penampilan. Kalau rasanya sich menang lokal. Harganya lebih murah lokal, rasanya juga menang lokal, "jelas pedagang Buham Yuli Artika.

Salah satu pedagang buah Yuli Artika mencontohkan beberapa buah impor yang harganya naik diantaranya anggur merah, dari harga sebelumnya Rp35 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 80 ribu. Jeruk mandarin, sebelumnya Rp 15 ribu per kilogram, sekarang naik menjadi Rp25 ribu. Buah pir naik dari Rp11 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp18 ribu, sedangkan apel merah dari Rp20 ribu per kilogram sekarang naik menjadi Rp30 ribu. Kenaikan cukup tinggi juga terjadi pada anggur hijau dari harga sebelumnya Rp45 ribu per kilogram sekarang menjadi Rp80 ribu.



Buah Lokal

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...