Untuk itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengusulkan kepada pemerintah, untuk memproduksi baterai di dalam negeri. Sehingga harga jual kendaraan li
Penulis: Resky Novianto
Editor:

KBR, Jakarta - Salah satu kendala menuju transisi kendaraan listrik adalah karena harga per unit kendaraannya yang mahal. Penyebabnya, ongkos produksi kendaraan listrik yang tinggi, termasuk pembuatan baterai sebagai penyimpan energinya.
Untuk itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengusulkan kepada pemerintah, untuk memproduksi baterai di dalam negeri. Sehingga harga jual kendaraan listrik bisa lebih kompetitif.
"Kita menyambut baik tentunya dengan adanya upaya pemerintah membuat misalnya smelter dan lain-lain dari tambang nikel. Nanti bisa diolah melalui smelter-smelter tersebut, menjadi lithium sehingga akibatnya bisa kita nanti memproduksi baterai mobil listrik maka darah itu ada perusahaan IBC (Indonesian baterai corporation) yang kita harapkan dalam beberapa tahun ke depan bisa memproduksi baterai mobil listrik," ujar Jongkie saat dihubungi KBR, Jumat (16/9/2022).
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto mengungkapkan, baterai mobil listrik menyumbang 40 persen dari total harga kendaraan listrik. Jongkie mencontohkan, bila harga mobil listrik dijual Rp800 juta, maka Rp350 juta diantaranya merupakan harga baterainya.
Baca juga:
- Jokowi Perintahkan Mobil Dinas Pakai Kendaraan Listrik, Begini Cara Pengadaannya
- Jokowi Yakin Harga Mobil Listrik Akan Makin Murah
Tiga tahun lalu, Pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Presiden tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Berbagai insentif fiskal maupun nonfiskal telah diatur dalam Perpres tersebut, untuk mempercepat masyarakat beralih menggunakan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Editor: Fadli Gaper