indeks
CSIS Catat Keterpilihan Kepala Daerah Perempuan Rendah, Berapa Angkanya?

Keterpilihan untuk gubernur dari kalangan perempuan hanya 5,4 persen sementara gubernur terpilih laki-laki 94,6 persen.

Penulis: Ardhi Ridwansyah

Editor: Resky Novianto

Google News
kirab
Sejumlah kepala daerah terpilih bersiap untuk mengikuti kirab di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Kamis (20/2/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama

KBR, Jakarta – Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mencatat persentase keterpilihan kepala daerah perempuan masih rendah di Pilkada 2024.

Peneliti CSIS, Arya Fernandes mengatakan keterpilihan untuk gubernur dari kalangan perempuan hanya 5,4 persen sementara gubernur terpilih laki-laki 94,6 persen.

Sedangkan wakil gubernur terpilih perempuan 10,8 persen sementara wakil gubernur terpilih laki-laki 89,2 persen

“Calon perempuan baik dari sisi nominasi maupun yang terpilih memang masih sangat rendah sekali,” ucapnya dipantau via Youtube CSIS Indonesia, Rabu (19/2/2025).


Arya menambahkan, keterlibatan perempuan dalam kontestasi Pilkada 2024 masih sangat rendah.

Dari pemaparannya, terlihat profil kandidat berdasar jenis kelamin pada Pilkada 2024, calon gubernur dari kalangan perempuan hanya 7,8 persen berbeda jauh dengan calon dari laki-laki mencapai 92,2 persen.

Sedangkan untuk calon wakil gubernur dari perempuan sebesar 11,7 persen sementara calon wakil gubernur dari laki-laki 88,3 persen.

Adapun, sebanyak 961 kepala daerah, terdiri dari 33 gubernur dan 33 wakil gubernur, 363 bupati, 362 wakil bupati, 85 wali kota dan 85 wakil wali kota dilantik dalam satu rangkaian prosesi di Istana Negara, 20 Februari 2025.

Upacara pelantikan dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto yang mengambil sumpah jabatan para kepala daerah tersebut.

Baca juga:

- Pelantikan Kepala Daerah, PR Besar Wujudkan Pemerintahan Tanpa Korupsi

kepala daerah
CSIS
pelantikan kepala daerah
perempuan

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...