indeks
Bupati Jayawijaya Minta Perang Suku di Wilayahnya Dihentikan

Bupati Jayawijaya, Jhon Wempi Wetipo meminta dengan tegas kepada Bupati Nduga, Yairus Gwijangge segera menyelesaikan perang suku yang terjadi di wilayah hukum Kabupaten Jayawijaya. Sebab, kata dia, kasus ini telah membuat situasi di wilayahnya menjadi tid

Penulis: Radio Swara Nusa Bahagia

Editor:

Google News
Bupati Jayawijaya Minta Perang Suku di Wilayahnya Dihentikan
Bupati Jayawijaya, Perang Suku Wamena

KBR68H, Jayapura – Bupati Jayawijaya, Jhon Wempi Wetipo meminta dengan tegas kepada Bupati Nduga, Yairus Gwijangge segera menyelesaikan perang suku yang terjadi di wilayah hukum Kabupaten Jayawijaya. Sebab, kata dia, kasus ini telah membuat situasi di wilayahnya menjadi tidak aman dan mengganggu aktivitas masyarakat.

Wetipo juga menyesalkan sikap Nupati Nduga yang justru melakukan provokasi terhadap warganya yang terlibat konflik.

“Saya secara pribadi sangat kecewa karena justru Bupati Nduga ijinkan untuk perang itu berlangsung. Padahal dia mengadu rakyatnya sendiri. Malah di depan saya sama Wakapolda, dia minta waktu tiga jam untuk perang dulu. Mana ada pemimpin yang seperti itu minta warganya saling perang,” kata Jhon Wetipo.

Bupati Jayawijaya, Jhon Wempi Wetipo menambahkan, Rabu kemarin ia bersama TNI Polri yang dipimpin langsung Wakapolda Papua, Paulus Waterpauw melakukan razia di sejumlah tempat yang menjadi markas dari kedua kelompok yang bertikai.

Hingga hari ini, lanjut dia, situasi keamanan di wilayah Wamena, ibukota Jayawijaya berangsur normal. Aktivitas masyarakat dan perkantoran berjalan seperti biasanya.

Sebelumnya, Sabtu pekan lalu terjadi bentrok antarsuku yang dipicu penusukan terhadap seorang pejabat pemerintahan Nduga hinga tewas dan pengeroyokan seorang anggota DPRD Nduga. Akibat bentrok ini, ratusan orang mengalami luka luka. (Andi Iriani)

Sumber: Radio Swara Nusa Bahagia

Bupati Jayawijaya
Perang Suku Wamena

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...