KBR68H, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengakui penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) belum berjalan maksimal.
Penulis: Dimas Rizky
Editor:

KBR68H, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengakui penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) belum berjalan maksimal.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPT Heru Widodo mengatakan, pihaknya terkendala jumlah pesawat hercules yang digunakan untuk menebar garam. Agar berjalan maksimal seharusnya ada tiga pesawat yang digunakan. Namun saat ini, hanya tersedia satu pesawat.
"Pesawat itu kami minta dari awal itu tiga seperti yang kami lakukan pada 2013. (Saat) itu tiap hari bisa terbang lima atau enam hingga tujuh kali. Itu baru bisa terasa signifikannya di wilayah DKI. (Untuk saat ini berapa kali penerbangan?) Hanya satu hingga dua kali saja. Karena sering kali waktunya sudah kesorean. Jadi kita turun sudah sore dari pagi, suruh terbang lagi tapi sudah sore. Jadi tidak bisa terbang lagi," ujar Heru saat dihubungi KBR68H, Minggu (19/1).
Kepala UPT BPPT Heru Widodo menambahkan, pihak TNI AU sudah menyiapkan dua pesawat lainnya namun masih belum bisa digunakan. Pasalnya belum ada surat perintah terbang untuk beroperasinya kedua pesawat tersebut. Kendala lainnya adalah belum adanya tekhnologi dalam pesawat untuk dapat terbang malam hari. Sebelumnya, BPPT melakukan modifikasi cuaca akibat tingginya curah hujan di ibu kota. Dengan tekhnologi tersebut diharapkan dapat mengurangi potensi banjir hingga 35 persen. Modifikasi cuaca rencananya akan dilakukan hingga Maret mendatang dengan alokasi dana senilai Rp 20 miliar.
Editor: Pebriansyah Ariefana