Kerap meruginya Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJD), membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, berencana mengevaluasi kinerja perusahaan yang mengurusi bus Trans Pakuan itu.
Penulis: Rafik Maeilana
Editor:
KBR, Bogor – Kerap meruginya Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJD), membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, berencana mengevaluasi kinerja perusahaan yang mengurusi bus Trans Pakuan itu.
Selama ini, salah satu transportasi massal yang menjadi andalan kota itu terus disubsidi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor.
"Kita ingin Trans Pakuan, lebih baik. Dan sekarang kita ingin membenahi dulu PDJT, karena selain selalu merugi, pelayanan yang dilakukan pun belum maksimal," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat berbincang dengan Portalkbr, Rabu (26/11)
Ia menyatakan, pihaknya berencana meningkatkan jumlah armada bus trans pakuan hingga 150 unit dari jumlah sekarang yakni 20 unit. Selain itu, penambahan koridor juga akan dilakukan untuk memaksimalkan pelayanan. Namun sebelum itu, ia Bima menginginkan adanya evaluasi dan restrukturisasi besar-besaran di tubuh PDJT.
Bima menambahkan, penambahan koridor dan jalur akan dilakulan pada tahun 2015 nanti. Kelak, jalur tengah akan diberlakukan dari Bubulak, Istana Bogor hingga Ciawi.
"Tapi langkah pertama kita mengurangi angkot dulu dan menambah jumlah armada trans pakuan itu sendiri," jelasnya.
Untuk diketahui, PDJT sendiri adalah perusahaam daerah yang dibentuk untuk mengurusi jasa transportasi seperti Trans Pakuan. Namun, sejak berdiri dari 2005 lalu. Perusahaan ini terus merugi dan menggerogoti APBD Kota Bogor karena terus disubsidi.
Biaya pendapatan sendiri hanya mampu menghasilkan Rp500 juta per bulan. Namun pengeluaran sendiri hampir Rp700 juta per bulan. Dengan angka itu, PDJT terus menerus disubsisi oleh Pemkot Bogor untuk biaya operasional
Editor: Anto Sidharta