indeks
Batavia Bangkrut, Pengusaha Wisata Kalbar Rugi

Asosiasi Tur dan Travel Indonesia, ASITA Kalimantan Barat memperkirakan putusan pailit Maskapai Batavia merugikan anggotanya hingga 3 miliar rupiah.

Penulis: Muslihah

Editor:

Google News
Batavia Bangkrut, Pengusaha Wisata Kalbar Rugi
batavia air

KBR68h, Pontianak - Asosiasi Tur dan Travel Indonesia, ASITA Kalimantan Barat memperkirakan putusan pailit Maskapai Batavia merugikan anggotanya hingga 3 miliar rupiah.

Ketua DPD ASITA Kalbar Hefni AS mengatakan, angka ini akan semakin bertambah jika kerugian biro perjalanan di luar organisasi turut dihitung. Kerugian muncul karena biro perjalanan tidak dapat menarik deposit mereka di maskapai itu pasca putusan pailit.

“Saya akan mengumpulkan mereka semua. Kita mau tahu berapa jumlahnya masing-masing, karena data-data ini akan saya bawa ke pusat untuk diusahakan bagaimana pencairan dana ini. Karena uang-uang ini sudah masuk ke rekeningnya dia (Batavia Air) ,tidak dapat diapa-apakan lagi karena diblokir. Kira-kira Rp 3 miliaran. Anggota kita saat ini 102, kita anggaplah 30 juta rata-rata. Itupun yang menjadi anggota, tapi ada juga yang beberapa tidak banyak yang belum menjadi anggota. Juga banyak yang menyimpan uangnya di situ. Baik yang di Pontianak maupun yang di daerah-daerah seperti Singkawang, Sambas dan Sebagainya,” kata Hefni.

Ketua DPD Asosiasi Tur dan Travel Indonesia Kalbar Hefni AS menambahkan, ia telah menemui perwakilan Batavia Air Pontianak untuk menuntut pertanggungjawaban.

Dua hari lalu, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memvonis bangkrut PT Metro Batavia. Pengadilan menunjuk empat kurator untuk menangani segala urusan dan dampak pasca putusan bangkrut itu. Maskapai penerbangan itu dinyatakan pailit karena tak juga membayar hutangnya kepada perusahaan sewa pesawat International Lease Finance Corporation (ILFC).

batavia air

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...