Angka kelahiran atau Total Fertelity Rate (TFR) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), dinilai masih tinggi, yakni 2,8 persen hal itu berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012.
Penulis: Suara Samarinda
Editor:

Angka kelahiran atau Total Fertelity Rate (TFR) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), dinilai masih tinggi, yakni 2,8 persen hal itu berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Rini Retno Sukesi, mengatakan keberhasil program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) salah satunya ditunjukan adanya penurunan TFR, karena meningkatnya kesertaan masyarakat ber KB.
Guna merealisasikan penurunan angka TFR maka jumlah peserta KB aktif di Kaltim paling tidak sebanyak 396.520 peserta. Selain itu adanya penurunan Pasangan Usia Subur (PUS) semula 8,6 persen menjadi 5,7 persen.
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Jufri Yasin menjelaskan pada 2012-2014 Target TFR di Kaltim 2,3 persen, namun pada tahun 2014 diupayakan mengalami penurunan sesuai target.
Ia mengatakan, jika melihat hasil SDKI 2012 maka BKKBN dan SKPD KB di kabupaten dan kota harus masih bekerja keras lagi dalam menghadapi tantangan untuk meyakinkan masyarakat bahwa program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) mempunyai dampak yang sangat kompleks terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dikemukakannya selama ini jajaran BKKBN dan SKPD KB yang ada di daerah sudah merasa bekerja maksimal dengan semangat yang tinggi, namun hasilnya belum seperti yang diharapkan. Angka TFR masih 2,8, angka pemakaian kontrasepsi (CPR ) masih 60,1 persen, dan keinginan warga yang ingin ber KB namun belum terlayani (unmet need) 8,6 persen.
Menurutnya kenaikan TFR memang menjadi catatan merah bagi kinerja BKKBN, tetapi berdasarkan identifikasi bahwa ada beberapa isu starategis yang perlu mendapatkan dukungan dari Kepala daerah, Gubernur, Bupati dan Walikota serta komitmen seluruh stake holder.
Sumber: Suara Samarinda