Nah oleh karena itu untuk menghadapi El Nino ini, Ombudsman meminta agar pupuk subsidi ini tata kelolanya ditransformasikan.
Penulis: Shafira Aurel, Astri Yuanasari
Editor:

KBR, Jakarta - Ombudsman RI meminta pemerintah segera membenahi penyaluran pupuk subsidi. Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika mengaku masih banyak menerima laporan pemberian pupuk subsisdi yang tidak merata.
Jika tata kelola pupuk subsidi tidak segera diperbaiki, dia khawatir banyak petani gagal produksi di tengah ancaman kekeringan imbas fenomena El Nino.
"Sekarang mulai kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Nah oleh karena itu untuk menghadapi El Nino ini, Ombudsman meminta agar pupuk subsidi ini tata kelolanya ditransformasikan, harus ada transformasi dalam tata kelola pupuk subsidi. Arah transformasinya bagaimana? Yaitu ubah penerima subsidi menjadi bantuan. Nah kedua, tujuannya harus jelas. Sekarang ini pemberian pupuk subsidi tidak jelas tujuannya apa," ujar Yeka Hendra Fatika saat dihubungi KBR, Jumat (4/8/2023).
Yeka menilai, penyaluran pupuk subsidi yang tidak merata disebabkan lemahnya pengawasan dari pemerintah. Sehingga petani di beberapa wilayah kesulitan mendapatkan pupuk subsidi.
Baca juga:
- Jokowi: Banyak Petani Keluhkan Pupuk
- Antisipasi El Nino, Mentan: Sampai September Aman, Stok Beras 2,7 Juta Ton
Dia menyarankan pemerintah mendata ulang penerima bantuan pupuk subsidi secara digital. Dia juga menyarankan pemerintah menambahkan anggaran pupuk subsidi.
Anggaran Minim
Anggota Komisi Pertanian DPR Slamet, menyoroti anggaran pupuk subsidi yang terus menurun. Kata dia, anggaran tahun ini Rp24 triliun hanya bisa memenuhi sepertiga kebutuhan petani. Nilai itu juga lebih rendah dari subsidi pupuk tahun lalu mencapai Rp25,3 triliun.
"Apa susahnya sih ngasih Rp70 triliun untuk petani kita? Sementara tidak susah untuk kemudian memberi subsidi kepada mobil listrik, kepada motor listrik. Ini kan kegalauan kita bukan sekadar di lingkungan, tapi kan memang ini masalah pangan itu kan masalah perut bangsa kita, perut rakyat kita, sekaligus juga terkait dengan kedaulatan bangsa kita. Kalau kemudian tangan kita lemah, bayangkan bagaimana kemudian kita bisa dimainkan oleh negara-negara yang mau menguasai pangan itu," kata Slamet kepada KBR, Rabu (24/5/2023).
Slamet mengatakan, saat ini petani juga kesulitan beralih menggunakan pupuk organik. Sebab sudah terlalu lama menggunakan pupuk kimia.
Editor: Wahyu S.