indeks
Alexander Marwata: Jangan Berharap Terlalu Tinggi ke KPK

Bicara Merah Putih Indonesia raya, ini persoalan kita bersama.

Penulis: Shafira Aurel

Editor: Wahyu Setiawan

Google News
Jet pribadi Kaesang
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyampaikan keterangan kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (30/8/2024). ANTARA FOTO/Reno Esnir

KBR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menegaskan butuh kerja sama yang kuat dari seluruh pihak untuk menuntaskan kasus korupsi di Indonesia. Dia meminta jangan terlalu berharap kepada KPK.

"KPK itu hanya satu subsistem saja di dalam rangka pemberantasan korupsi secara keseluruhan. Bicara korupsi bukan bicara merah putih gedung KPK tidak ya. Bicara Merah Putih Indonesia raya, ini persoalan kita bersama. Tetapi nggak mungkin juga kami menyelesaikan sendiri, tidak mungkin hampir pasti. Jangan berharap terlalu tinggi kepada KPK, tidak bisa," ujar Alexander dalam forum diskusi, dikutip Kamis (26/9/2024).

Marwata menilai saat ini hampir seluruh masyarakat sudah tidak takut lagi untuk melakukan tindak pidana korupsi.

Dia juga mengakui kinerja lembaganya menurun dan nilai rapor KPK sekarang pas-pasan. Penurunan ini kata dia, terjadi akibat adanya perubahan Undang-Undang (UU) KPK.

Untuk itu, Marwata mendorong pimpinan KPK periode mendatang bisa lebih berani menjadi oposisi terhadap pemerintah. Sebab, jika pemerintah tidak mendukung upaya pemberantasan korupsi, pimpinan KPK harus berani bersuara.

"Saya harap pimpinan KPK yang nanti terpilih itu betul-betul orang yang independen, berintegritas, profesional, dan punya nyali," ucapnya.

Indeks Persepsi Korupsi (IPK) atau Corruption Perception Index (CPI) Indonesia berada di angka 34 pada tahun 2023. Angka ini stagnan atau tidak berubah dengan tahun lalu.

Baca juga:

KPK
Korupsi
Hukum

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...