Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X enggan menanggapi aksi provokatif yang dianggap akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan bertoleransi di Yogyakarta.
Penulis: Febriana Sinta
Editor:

KBR, Yogyakarta – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X enggan menanggapi aksi provokatif yang dianggap akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan bertoleransi di Yogyakarta.
Aksi provokatif sebelumnya dilakukan Panglima Laskah Jihad Jafar Umar Thalib saat berceramaah di Masjid Kauman, hari Minggu kemarin (8/6). Ia dianggap memrovokasi umat Islam di Yogyakarta untuk menolak toleransi antarumat beragama.
Menurut Sultan, sekarang ini saatnya semua pihak untuk menahan diri agar kehidupan masyarakat kembali aman.
"Kita saat ini mau menurunkan tensi, jadi sesuatu yang saya harus mengomentari hal seperti itu tidak usahlah itu akan menumbuhkan ketidakpastian dari masyarakat merasa tidak aman, tidak usahlah," katanya di Kantor Gubernur, Senin (9/6).
Menurut Sultan saat ini koordinasi untuk menjaga keamanan berada di Kepolisian. Segala penindakan hukum merupakan tanggungjawab polisi. "Kita sudah ada MOU (Nota Kesepahaman, red.) dengan penegak hukum di DIY, mestinya itu semua aplikasinya di tangan Polda," kata Sultan.
Editor: Anto Sidharta