KBR68H, Jakarta - Aksi demo besar-besaran yang dilakukan massa Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) dinilai tidak akan menyedot perhatian masyarakat.
Penulis: Gungun Gunawan
Editor:

KBR68H, Jakarta - Aksi demo besar-besaran yang dilakukan massa Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) dinilai tidak akan menyedot perhatian masyarakat. Ini karena alasan penggulingan terhadap pemerintahan SBY-Boediono dianggap tidak cukup kuat untuk mengajak masyarakat ikut serta. Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia, Effendy Ghazali mengatakan, penggulingan baru bisa beralasan, jika keadaan ekonomi Indonesia kacau. Karenanya ia menilai, pemakzulan terhadap Presiden SBY hampir tidak mungkin terjadi.
"Walaupun bukan berarti saya katakan tidak ada persoalan sama sekali. Bahkan kalau dilihat hari ini kan ada kasus yang sangat besar yaitu pembunuhan 4 tahanan oleh sekelompok orang. Itu kan salah satu indikasi negara gagal di mana negara tidak berdaya menindak kelompok bersenjata." Kata Effendy Ghazali ketika dihubungi KBR68H.
Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) mengklaim telah menggalang sekitar tiga ribuan orang untuk turun bermonstasi di Jakarta hari ini. Aksi itu disebutkan untuk menuntut pelengseran SBY - Boediono karena dianggap gagal memberantas korupsi.
Meski begitu Sekjen MKRI Adhie M. Massardi mengklaim aksi ini bukan untuk mengkudeta Presiden tapi hanya menyerukan suara rakyat terhadap pemerintah. Ia akan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengeluarkan aspirasinya, namun tanpa upaya provokasi.